Pewarta: Nadia.FA.Saragih/Dede Irwan

KAB.CIAMIS | FOKUSPRIANGAN.ID – Gerakan Pangan Murah (GPM) yang diselenggarakan oleh Badan Pangan Nasional bersama Budi Pekerti Ciamis sukses besar.

Warga antusias membeli kebutuhan pokok dengan harga terjangkau, menegaskan komitmen daerah dalam stabilisasi pangan di Jambansari Ciamis pada Sabtu, (2/8/2025) kemarin.

Keberhasilan acara ini menjadi bukti bahwa isu pangan merupakan perhatian bersama bagi berbagai pihak.

Berbagai komoditas pangan esensial ditawarkan dengan harga spesial yang menarik minat warga:
Gula Pasir: Rp 17.500/kg
Beras Premium: Rp 14.500/kg
Beras Medium: Rp 12.500/kg
Minyak Goreng: Rp 15.500/liter
Bawang Merah: Rp 42.000/kg
Bawang Putih: Rp 32.000/kg
Daging Sapi: Rp 98.000/kg
Telur Ayam: Rp 26.000/kg
Cabai Merah Keriting & Cabai Rawit Merah: Rp 5.000/pack

Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis, seluruh tamu undangan lainnya serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Ketua Pelaksana GPM, Dian Budiana yang akrab disapa Iang, menyatakan rasa syukurnya atas kelancaran acara ini. “Alhamdulillah, respons masyarakat sangat luar biasa. Ini menunjukkan betapa pentingnya program-program seperti Gerakan Pangan Murah ini untuk membantu masyarakat mendapatkan akses pangan yang mudah dan terjangkau,” ujar Iang.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk komitmen nyata dari semua pihak untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan.

Sementara menurut Sekretaris Budi Pekerti, Baba dilawantara, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Kegiatan, GPM ini merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Talkshow Nasional bertema

“Masa Depan Pangan – Dari Isu Global Menuju Solusi Lokal.”

“InsyaAllah, talkshow tersebut akan digelar pertengahan Agustus nanti. Kami akan menghadirkan akademisi, legislatif, eksekutif, pelaku usaha, dan lembaga keuangan untuk berdiskusi mengenai arah kebijakan pangan yang lebih adil dan berpihak,” ujar Baba

Baba menambahkan bahwa Gerakan Pangan Murah ini bukan sekadar tujuan akhir, melainkan wujud konkret dari komitmen untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup, terjangkau, dan merata bagi seluruh masyarakat

“Kami percaya, perubahan tidak selalu datang dari pusat. Kadang dimulai dari daerah, dari niat baik, dan dari masyarakat yang tak mau tinggal diam,” pungkasnya