Bencana Alam Akibat Cuaca Ektrim Melanda 11 Kecamatan di Kabupaten Sukabumi

FOKUS SUKABUMI Sosial

Pewarta: Rusdi

SUKABUMI. FOKUSPRIANGAN.ID – Ada 11 kecamatan yang terdampak dari bencana alam banjir sejak beberapa hari pada musim hujan ini. Hal tersebut dikatakan Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, Sabtu (20/1/24).

“11 kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang dilaporkan terdampak dari cuaca ekstrim hari ini. Yaitu, Kecamatan Simpenan, Nyalindung, Purabaya, Nagrak, Warungkiara, Palabuhanratu, Cibadak, Gunungguruh, Caringin, Cimanggu dan Kecamatan Ciemas,” kata Daeng kepada wartawan.

Ia menyebut, dari 11 kecamatan tersebut, untuk di wilayah Kecamatan Simpenan terdapat dua kejadian bencana alam.
Yakni di Kampung Tegal Nyampai, RT 005/RW 002, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, angin kencang telah menyebankan pohon kalijaran dengan diameter panjang 4 meter dan lebar 1 meter, tumbang di ruas jalan raya Bagbgan-Kiara Dua.

Daeng melanjutkan, untuk di Kampung Cigaru, RT 005/RW 002, Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, angin kencang mengakibatkan bangunan laboratorium sekolah di SMPN 2 Simpenan, ambruk. “Bangunan atap ruangan yang ambruk dengan memiliki diameter 8 x 12 meter persegi ini, ambruk dan merusak 20 unit komputer, 50 kursi, 19 meja, 3 unit printer, 3 unit CPU, 20 set keyboard dan 20 set sooter,” ungkapnya.

Dalam peristiwa itu menurut Daeng, tidak ada korban jiwa maupun korban luka-luka pada bencana itu. “Hanya, untuk kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta,” ujarnya.
Sementara itu, hujan deras mengakibatkan banjir di beberapa titik yang ada di wilayah Kecamatan Ciemas. Berdasarkan pantuan sementara petugas penanggulangan bencana kecamatan (P2BK) Kecamatan Ciemas, terdapat tiga desa yang mengalami banjir tersebut.

Yakni, di Desa Mandrajaya, banjir menyebabkan Jalan Citangkil, RT 006/RW 004 yang mengarah ke Bale RK dan Desa Ciwaru, telah terendam dengan ketinggian air rata-rata 50 centimeter sampai 100 centimeter dan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.
Sehingga, mengfanggu perjalanan anak sekolah SMAN 1 Ciemas yang tinggal di Kampung Citangkil, Desa Mandrajaya.

Untuk lokasi banjir di wilayah Desa Mekarsakti, ucap Daen, banjir di wilayah tersebut menyebabkan jalan Cidahon dan Jembatan Cikalong milik jalan Provinsi Jawa Barat yang menghubungkan Desa Mekarsakti dengan Desa Ciwaru, terendam air. Tetapi, ucapnya, sementara
masih bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Selain itu, lanjut Daeng, jembatan Citamiang yang merupakan jalan Kabupaten Sukabumi yang meng- hubungkan Desa Mekarsakti dengan Desa Mandrajaya serta jalan di Kampung Rancasalak Jembatan Cisohir, juga dikabarkan terendam air dan sementara masih bisa dilalui kendaraan.

Sedangkan di Desa Tamanjaya, ruas Jalan Cikoneng yang merupakan status jalan Kabupaten Sukabumi di wilayah RT 003/RW 009 banjir menyebabkan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua. “Situasi terkini, banjir masih mengenangi dengan ketinggian rata-rata 50 centi meter. Untuk sementara masyarakat pengguna jalan dihimbau selalu berhati- hati dan utamakan keselamatan,” himbau Daeng.

Untuk wilayah Kecamatan Palabuhanratu,
hujan intensitas lebat dan angin kencang di Kampung Babakantugu, RT 10/RW 06, Desa Cibodas, Kecamatan Palabuhanratu, telah mengakibatkan pohon tumbang dikarenakan angin kencang. “Sehingga satu unit rumah bagian depan dan samping milik Pak Jonih (50) tersebut, mengalami rusak sedang,” katanya.

Sedangkan untuk bencana di wilayah Kecamatan Nagrak, tepatnya di Kampung Cisarua, RT 01/RW08, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak, hujan deras yang berlangsung cukup lama menyebabkan terjadinya tanah longsor sepanjang 50 meter dengan tinggi 30 meter hingga mengakibatkan saluran irigasi Wanamukti terputus.

Cuaca buruk dengan hujan insitas tinggi juga mengakibatkan Sungai Cisarua dan beberapa petak sawah tertutup material longsoran. “Tebing tanah longsor berjarak sekitar 15 meter ke area pemukiman penduduk,” ucapnya.

Untuk wilayah Kecamatan Purabaya, di Kampung Pasir Astana, RT 04/RW 06, Desa Purabaya, hujan deras yang mengguyur dengan intensitas sedang dan durasi yang cukup lama, mengakibatkan terjadinya longsor tanah pada bagian samping rumah warga milik Budi Irawan dengan panjang longsor 7 Meter dengan lebar 1.5 meter dan tinggi 4 meter. “Bukan hanya itu, longsor juga mengancam tiga rumah penduduk. Yakni milik Ibu Iah, Pak Oban dan rumah Pak Rukmana,” sebut Daeng.

Sedangkan di wilayah Kecamatan Nyalindung, tepatnya di Kampung Cisayar, RT 04/RW 04, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan terjadinya amblasan tanah sehingga dinding rumah bagian kamar milik Pak Engkah Rustaman, ambruk.
“Berdasarkan data sementara, untuk di wilayah RT 03/RW 03, banjir tersebut merendam dua rumah warga. Sedangkan untuk di RT 04/RW 03, air merendam tujuh rumah dan di RT 05/RW 03, banjir juga merendam lima rumah warga,” katanya.

Banjir juga menerjang lahan pesawahan dan kolam milik warga. Hal ini, disebabkan karena disebabkan saluran air Cibodas yang tidak bisa menampung debit air karena curah hujan tinggi.

Daeng mengungkapkan di wilayah Kecamatan Caringin tanah longsor sepanjang 10 meter dengan tinggi 8 meter dan lebar 3 meter, telah mengakibatkan akses jalan desa penghubung 2 desa terancam tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, tepatnya di Kampung Cipuntang, RT 02/ RW 06, Desa Talaga.

Sedangkan bencana di Kampung Cigadog, RT 05/ RW 06 dan di Kampung Legok Tangkolo, RT 7/RW 01, Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, hujan dengan intensitas tinggi dan durasi yang cukup lama, berdampak pada terjadinya longsor dan mengakibatkan jalan kabupaten tertutup longsoran tanah dan batu sepanjang 7 meter dengan lebar 6 meter dan tinggi 3 meter. “Bukan hanya itu, longsor juga menimpa 1 unit bangunan rumah milik Ibu Yati yang dihuni oleh 1 Kepala Keluarga (KK) dan 4 jiwa dan mengancam 1 rumah warga milik Pak Oyat yang dihuni 1 KK dan 2 jiwa,” ujar Daeng.