Pewarta: Rusdi
SUKABUMI. FOKUSPRIANGAN.ID – Pelaksanaan verifikasi terkait desa tangguh bencana (Destana), yang berlangsung di aula kantor Desa Citepus Kecamatan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, Jumat (13/10/2023). Oleh Team Verifikasi National Tsunami Ready Board yang dipimpin oleh Endra Gunawan.
Menurut Endra, ada 12 indikator UNESCO ISIS Tsunami Ready. “Semua desa harus mengikuti panduan-panduan dari indikator-indikator tersebut, salah satunya adalah peta tsunami, peta rendaman serta jalur evakuasi,” katanya kepada wartawan.
Endra menjelaskan, dalam hal ini Desa harus bekerja sama dengan instansi terkait, seperti BMKG. Ada hal yang harus dipersiapkan bersama, sehingga perlu juga melibatkan seluruh masyarakat serta pecinta atau komunitas lainnya.
“Karena dalam banyak kasus, misalnya peta rendaman itu tidak bisa disediakan oleh desa, karena dia membutuhkan banyak informasi sains. Tetapi dalam hal lain seperti jalur evakuasi, inilah peran dari Desa karena yang tahu jalur evakuasi adalah masyarakat desa gitu,” jelasnya.
Endra memaparkan untuk mempersiapkan semua itu, prosesnya sendiri harus di submit dan kemudian akan ada review kembali.
Saat ini, ucap Endra, pihaknya membantu memenuhi kelengkapan dokumen supaya nanti pada proses akhirnya UNESCO menjadi lebih mudah. “Kami di sini melihat sebelum review utama, artinya kedatangan dari tim verifikator ini untuk menyatakan lulus dan tidak lulusnya mereka sebagai Desa tanggap bencana. Sekarang kita tidak menyatakan lulus dan tidak lulus, tetapi kita menyatakan apakah ini perlu peningkatan oh berarti ini ada dokumen yang kita hanya pengecekan kan mau verifikasi Oke bukan profile dan sistem profil, jadi kita melihat Oh barangkali ini bisa ditingkatkan. Jadi kita cek bagaimana kelengkapan-kelengkapan dokumen kedua desa ini,” tandasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Jujun Junaeni mengungkapkan rasa syukurnya atas perhatian pemerintah pusat terhadap potensi bencana di Kabupaten Sukabumi. Ia menyebut verifikasi ini sebagai bentuk konsistensi antara dokumen dengan kenyataan di lapangan. “Mudah-mudahan saja tsunaminya tidak terjadi, tetapi masyarakat siap untuk menghadapi tsunami tersebut. Dan saya sangat berharap bahwa konsistensi dari apa yang mereka lakukan itu bukan hanya karena ada penilaian tetapi itu sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk bersiap-siap menghadapi apapun yang terjadi karena mereka hidup di pantai yang memang ada resiko yang harus dihadapi, sudah menjadi kebutuhan dasar mereka untuk selalu melengkapi keterampilan dan pengetahuan tetang kebencanaan,” ujarnya.
Atas verifikasi tersebut, Jujun mengatakan dua desa yakni Citepus dan Cikakak akan mendapatkan bantuan baik itu dari sisi sosialisasi maupun hal yang lainnya. “Saya sendiri kurang begitu faham bantuan lainnya tetapi yang jelas bahwa itu akan menjadi sebuah prototipe dimana ketika itu sudah menjadi contoh maka perlengkapan-perlengkapan standar harus dilengkapi dan itu akan disuport oleh kami selaku pemerintah kabupaten agar mereka bisa melakukan aktivitas standar-standar yang sudah di tetapkan oleh pemerintah pusat,” tandas Jujun.