Terdampak Pembatalan Dua Guru P3K Meminta Keadilan dan Keterbukaan

Fokus Jabar Sosial

Pewarta:Aep Saepudin

KAB.GARUT. FOKUSPRIANGAN.ID – Pasca pembatalan penempatan para Guru PG P1 oleh Panselnas, para guru yang ada di Kabupaten Garut merasa kecewa dan sedih.
Seperti halnya yang di rasakan Tiktik, Ia mengatakan kalau para guru PG P1 yang dibatalkan penempatan diduga secara sepihak dan tiba-tiba oleh pihak Panselnas.

“Ini semua bagaikan di sambar petir di siang bolong, kami merasa kaget, kecewa, sakit hati yang terasa sangat mendalam,” ujar Tiktik saat dihuhungi FokusPriangan.id melalui sambungan selular, Rabu (15/3/23).

Menurutnya pihaknya adalah guru yang telah berjuang mencerdaskan anak bangsa dan sering disebut sebagai pahlawan bangsa. “Tetapi kenyataannya Kami tidak dihargai bahkan didzolimi,” ucap Tiktik.
Ia mengaku merasa dicampakkan, tersisih tanpa argumentasi yang bisa diterima.
“Kami adalah para pengabdi negeri yang bekerja ikhlas sepenuh hati, tetapi kalian malah telah melukai kami. Hanya dengan perangkingan kami terlempar jatuh ke jurang dan terasa sakit yang sangat dalam. Jadi sebegitu berharga kah deretan nilai di mata anda ?,” cetusnya penuh kecewa.

Lebih lanjut Tiktik mengatakan, sampai pengabdian guru tak lagi dipandang sebelah mata. “Padahal kami sudah lama mengabdi, usia kami sudah tidak lagi muda. Kepada Pak Menteri Pendidikan, Dirjen GTK Tolong dengar suara dan jeritan asa kami, Keinginan kami sangat sederhana dan mutlak. Angkat menjadi ASN P3K sesuai janji anda para pemangku kebijakan. Ingat bahwa Do’a kami di sepertiga malam adalah senjata yang sangat ampuh untuk menembus langit. Ya Mulikul quluub tsabit qolbi ala ddiniik,” imbuhnya.

“Sungguh Allah Maha Mendengar, Innaka Antas samiiu’du’aa,” pinta Tiktik melalui doa.

Menurutnya, pihaknya sudah melewati beberapa tahapan seleksi dari tahun 2021. “Selanjutnya kami pun mengikuti tes yang ketat dan di tahun 2022 kami dinyatakan lolos PG serta mendapatkan penempatan. Waktu berlalu dan jadwal pengumuman yang terus diulur selalu kami tunggu dengan penuh kesabaran. Tidak tanggung kami berkorban hingga di awal Maret kami para guru yang sudah mendapatkan penempatan, merasa kaget dan sesak dada, kecewa, sakit hati dan prustasi ketika yang kami menerima pengumuman pembatalan penempatan. Astaghfirullah …? setega itu Anda menghempaskan nasib dan harapan kami, hanya dengan alasan perangkingan nasib kami dibatalkan,” kata Tiktik dengan penuh rasa haru.

Ia mengaku hanya bisa mengadu dan meminta kepada sang Maha Kuasa Allahu Azza Wa Jalla. “Kami termasuk hamba yang terdzolimi kabulkanlah segala permaksudan serta berikan balasan yang terbaik bagi mereka yang telah berbuat kedzaliman kepada kami,” ujarnya lirih.
Tidak hanya itu, Tiktik pun meminta kepada wakil rakyat. “Tolong kami wahai wakil rakyat, Anda adalah wakil kami, sampaikan dan dengar aspirasi kami Para Guru P1, sangat berharap serta bergantung di pundak Bapak/ ibu dewan yang terhormat untuk bisa meloby para Ketua Parpol untuk mendesak Menteri Pendidikan dalam hal ini Dirjend GTK untuk segera Membatakan SK tentang Pembatalan Penempatan ASN PPPK pada tahun 2022,” papar Tiktik.

Hal senada dikatakan Ai Komalawati, guru Bahasa Indonesia dari SMK PGRI Wanaraja. “Saya termasuk dari guru yang dibatalkan penempatan secara sepihak oleh Panselnas, Saya merasa benar-benar terdzolimi padahal saya sampai tahap ini tidak mudah untuk mengikuti CAT PPPK di tahun 2021 dengan mengikuti tes yang ketat dan di tahun 2022 kami dinyatakan lolos PG dan mendapatkan penempatan lewat akun SSCASN, tetapi begitu pengumuman yang terus diundur tanpa jelas kapan pengumumannya, di bulan Maret kami merasa kaget dan sesak dada ketika terima pengumuman pembatalan penempatan,” beber Ai Komalawati kepada FokusPriangan.id, Rabu (15/3/23).

Do’a kami di sepertiga malam adalah do’a orang-orang yang terdzolimi yang tidak ada hijabnya/penghalangnya akan tembus ke langit bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengumuman pembatalan penempatan, semoga Allah yang maha mendengar dan maha kuasa memberikan taufik dan hidayah untuk kembali ke jalan yang benar serta membatalkan SK pembatalan bagi 306 Guru PPPK di Jawa Barat.” Imbuh Ai penuh haru sambil meneteskan air mata.