Muhammadiyah Harus Kembali Sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Fokus Jabar Sosial

Oleh : Aep Saepudin, S.Ag (Guru SMA Almadinah Muhammadiyah Cibatu)

Hari ini, Jum’at 18 November 2022, Muhammadiyah menggelar Muktamar ke 48 sebagai arena permusyawatan tertinggi untuk melaporkan pertanggungjawaban kinerja kepemimpinan, pembahasan program kerja dan memilih kepengurusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk masa jabatan 5 tahun kedepan (Periode 2022-2027).

Tempat Muktamar ke 48 dilaksanakan di Surakarta dari tgl 18 – 20 November 2022. Telah beredar 39 nama kandidat formatur yang akan dipilih oleh peserta Muktamar, Kemudian akan di tetapkan 13 nama untuk menjadi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Tidak tahu siapa yang akan mendapatkan suara terbanyak dan siapa pula yang akan di Lantik menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah karena tidak ada jaminan peraih suara terbanyak menjadi Ketua Umum, semuanya diserahkan kepada 13 orang formatur yang telah di pilih oleh Muktamirin Muhammadiyah.

Awal sejarah berdirinya Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan adalah untuk mengembalikan ajaran Islam kepada Al-Qur’an dan Hadits serta dalam upaya untuk memberantas TBC (Tahayul, Bid’ah, Churafat).

Setelah Muhammadiyah memasuki Era Reformasi dan sudah memasuki usia ke 110 tahun, Khittoh bahwa Muhammdiyah sebagai Gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar sedikit kurang terdengar, terutama dalam upaya mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah yang diduga kurang pro rakyat. Sekarang terasa kurang terdengar gaungnya, Muhammadiyah kemana suaranya .. ? berbeda sekali ketika Pimpinan Pusat Muhammadiyah dinakhodai oleh Amin Rais dan Din Syamsuddin.

Di Era Kepemimpinan Haedar Nashir, ruh Muhammdiyah sebagai gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar berjalan terasa datar, pernyataan-pernyataan Public dari Haedar Nashir kurang mendapat respon dari kalangan media masa/media elektronik sehingga ketika ada kebijakan pemerintah yang tidak searah dengan Muhammadiyah di anggap biasa saja.

Bahkan belum lama ini, “Amin Rais selaku mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah juga di chanel youtube-nya, menghimbau agar peserta Muktamar, jangan memilih calon Ketua Umum PP Muhammadiyah yang sering bulak balik ke istana.”.

Untuk itu sebagai Kader Muhammadiyah, walaupun tidak ikut sebagai peserta Muktamar, sebagai masukan dan suatu harapan, agar siapapun nanti yang akan di Lantik menjadi Ketua Umum dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah agar khittoh dari Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar bisa di gaungkan kembali, wabil khusus bangsa Indonesia akan menghadapi pesta demokrasi pemilu dan pilpres 2024 sehingga bisa memberikan warna dalam perpolitikan Indonesia secara high politik dan bisa menempatkan kader-kadernya untuk ambil bagian dalam memajukan dan mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan, kesehatan, sosial budaya, pertanian, perindustrian dan pertahanan keamanan.

Kerena sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum/bangsa/negara, apabila warga masyarakat yang ada di Indonesia tidak mau merubahnya.

Garut, 18/11/2022