Reporter: Aan.SGT
CILEGON, FOKUSPRIANGAN. ID – Persatuan Perjuangan Masyarakat Cilegon (PPMC) gelar diskusi untuk mengangkat kembali semangat perjuangan Geger Cilegon 1888 serta membahas terkait historis sejarah peradaban yang pernah berdiri di Kota Cilegon.
Roadshow diskusi ke setiap Kecamatan yang ada di Kota Cilegon tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan peradaban Kota Cilegon yang lebih baik ke depan. Salah satunya yang dilaksanakan di Lingkungan Tegal Wangi Keruwuk, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kamis (2/6/2022) malam.
“Melalui diskusi ini kita ingin mengangkat spirit dan ghirah perjuangan para pejuang terdahulu terutama pada 1888 yang merupakan sejarah perjuangan masyarakat dalam melawan penindasan dan ketidakadilan penjajah, yang meletus dalam peristiwa Geger Cilegon,” kata Ketua PPMC Mulyadi Sanusi.
Lelaki yang akrab disapa Cak Mul itu mengatakan, selain menggelar diskusi untuk mengangkat kembali semangat perjuangan para pejuang menghadapi penjajah dalam peristiwa Geger Cilegon 1888, diskusi tersebut juga ditujukan untuk menapaktilasi sejarah dan peradaban yang pernah tumbuh dan berkembang disetiap daerah yang ada di Kota Cilegon.
“Jadi dari diskusi yang kita gelar ini, kita merangkum usulan-usulan dari masyarakat yang tujuannya untuk menumbuhkan semangat dan ruh perjuangan Geger Cilegon serta kaitan dengan sejarah Cilegon. Kita menghimpun usulan-usulan dari setiap daerah, kemudian akan disusun menjadi naskah rekomendasi yang akan disampaikan kepada Walikota Cilegon. Tapi tentunya rekomendasi ini semata memiliki tujuan untuk menciptakan peradaban Kota Cilegon yang lebih baik ke depan. Semoga kegiatan ini punya nilai ghiroh, agar kita mengenal silsilah, tahu wasilah dan sejarahnya Kota Cilegon,” ujarnya.
Lebih lanjut, Cak Mul menyampaikan, rekomendasi hasil usulan melalui diskusi dari setiap daerah tersebut, nantinya akan disampaikan kepada kepala daerah pada puncak peringatan 134 tahun Peristiwa Geger Cilegon.
“Setelah diskusi disini, selanjutnya kita akan mengadakan kembali diskusi yang sama bersama masyarakat yang ada di Kecamatan Pulomerak. Nantinya naskah rekomendasi yang sudah dikumpulkan dari setiap daerah akan kita sampaikan kepada Walikota Cilegon pada puncak peringatan 134 tahun Peristiwa Geger Cilegon,” katanya.
Pada diskusi bersama masyarakat di Kecamatan Grogol tersebut melahirkan 4 usulan, yaitu:
1. Pendirian Museum Geger Cilegon sebagai pusat literasi dan sebagai bukti sejarah tentang perjuangan hebat masyarakat dalam Peristiwa Geger Cilegon.
2. Sejarah pada Peristiwa Geger Cilegon 1888 dapat dimasukan ke dalam kurikulum sekolah sebagai muatan lokal (Mulok) untuk diajarkan kepada siswa di Cilegon.
3. Menginventarisir bangunan, artefak dan tempat yang menjadi historis sejarah peradaban Cilegon.
4. Menelusuri atau napak tilas sejarah atau peradaban yang pernah berdiri di Cilegon secara arkeologis agar mendapatkan hasil karya ilmiah yang dapat dijadikan rujukan bagi generasi muda.
Penasihat PPMC Isbatullah Alibasya menyampaikan, selain untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan Geger Cilegon 1888, diskusi yang juga menggali terkait sejarah dan peradaban yang ada disetiap daerah tersebut, diharapkan dapat menjadi inspirasi generasi muda dalam membangun Cilegon sebagai kota industri yang lebih baik ke depan.
“Penting untuk digali sejarah yang ada, sehingga ke depan kita sama-sama membangun Cilegon, seluruh komponen yang ada ini dapat membangun Cilegon lebih baik. Kalau tidak secara bersama-sama dan bergotong royong, mustahil Cilegon ini bisa maju. Ini tantangan kita bahwa kita harus ubah keadaan ini, jangan diam, apa yang bisa kita lakukan, yah kita lakukan,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Tokoh Masyarakat Cilegon Husen Saidan yang juga penggagas berdirinya PPMC berharap, selain kembali menumbuhkan semangat perjuangan Geger Cilegon, diskusi tersebut nantinya dapat menghasilkan sebuah rekomendasi yang dapat menjadi bahan pembelajaran dan pengetahuan untuk generasi penerus bangsa di Kota Cilegon.
“Saya berharap bagaimana ruh semangat perjuangan Geger Cilegon ini dapat dilahirkan dalam sebuah kebersamaan, serta dapat dipahami oleh generasi muda tentang pentingnya sebuah pergerakan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat. Tetapi kami harapkan pejuang-pejuang saat ini endingnya tidak (seperti dalam peristiwa Geger Cilegon) digantung, bahkan dibuang atau diasingkan. Kita harapkan pejuang-pejuang saat ini tetap besar, tetap ada di Cilegon dan terus berjuang untuk membela hak-hak masyarakat,” pungkasnya.