KAB TASIK.FOKUSPRIANGAN.ID – Dalam rangka pencegahan Desa aman Covid-19, Pemerintah Desa Karangmulya Kecamatan Jamanis Kabupaten Tasikmalaya melaksanakan sosialisasi pedoman pengurusan jenazah (Tajhiz al Jana’iz) muslim yang terinfeksi covid-19, bertempat di Madrasah Miffatahul Falah Kampung Ciakar. Kamis (8/7/21).
Dalam kegiatan tersebut memghadirkan sebagai narasumber Camat Jamanis, Kapolsek Jamanis, MUI Desa Karangmulya. Dan turut di hadiri oleh para RT, RW, Kader Posyandu, Tokoh Masyarakat, serta Tokoh Agama.
Wahyudi Hartono, Kepala Desa Karangmulya mengatakan, kepada RT siaga Covid-29 agar mendata keluarga yang datang dari luar daerah atau luar desa. Selain itu menyikapi tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan yang paling utama sosialisasi tentang tata cara pengurusan jenazah yang terpapar Positif covid-19″,ucapnya.
Masih menurut Wahyudi, yang harus dipahami oleh masyarakat, jangan sampai jikalau seandainya terpapar covid-19, minimal mereka bisa menerima bahwa yang terpapar itu bukan salah satu aib, melainkan yang terpapar itu adalah keluarga kita juga,” katanya.
” Beberapa waktu lalu pun sudah dikatakan bahwa ada beberapa keterangan, para tokoh ulama yang terpapar covid-19 itu dinyatakan mati sahid atau jihad. Masyarakat minimal bisa memahami pesan itu, jadi mereka dapat lebih sadar tentang kesehatan dirinya.
Lanjut Wahyudi, kegiatan ini dilaksanakan di setiap ke RW an atau selama tujuh hari tujuh kegiatan. Sekarang sudah yang ke empat hari dan empat ke RW an. Ini bukan hanya dari kecamatan saja, melainkan juga dari Kabupaten, Provinsi hingga Pusat mensosialisasikan tentang PPKM darurat,”ujarnya.
“Jadi PPKM darurat tersebut dari pemerintahan kabupaten hingga pusat, jangan sampai tidak dilaksanakan. Terkadang ada yang terpapar covid-19, masyarakat tidak menerima untuk pemulasaraan jenazah. Maka dari itu, minimal kita bisa sosialisasikan pada masyarakat,” imbuhnya.
Wahyudi menyebutkan, bahwa yang terpapar itu bukanlah aib. Melainkan itu menjadi tanggung jawab semua, bahkan yang positif pun itu bukan salah satu aib, tapi itu yang perlu diperhatikan demi keluarganya dan demi saudara- saudaranya yang terpapar.
Hingga saat ini, kurang lebih terdapat 9 warga yang terpapar covid-19. Satu diantaranya meninggal dunia. Mereka melakukan isolasi mandiri selama 10 hari, dan 8 warga dinyatakan sembuh. Ketika ada yang meninggal, tidak ada penolakan. Apalagi setelah sosialisasi yang baik ke warga ataupun ke keluarganya,”katanya.
“Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar. Saya harap, masyarakat itu lebih menyadari tentang adanya bencana non alam ini. Jadi, masyarakat lebih menghargai tentang kesehatan keluarga dan yang lainnya serta tetap menjaga prokes,” pungkas Wahyudi. (Anton)