Kota Tasik Terdapat Sebanyak 758 Kasus DBD

Fokus Kota Tasik Pemerintahan Sosial

Reporter : H.Amir

KOTA TASIK.FOKUSPRIANGAN.ID – Belum berakhir permasalahan Corona Virus Disease (Cobid-19), kini di Kota Tasikmalaya dihadirkan permasalahan baru di bidang kesehatan yakni wabah Demam Berdarah Dengue (DBD), hal ini disampaikan Walikota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman saat memberikan sambutan pada acara apel gabungan penanganan Demam Berdarah di halaman Balekota Tasikmalaya, Kamis (02/07/2020).

“Data yang kami terima dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dari bulan Januari sampai dengan tanggal 02 Juli 2020 di Kota Tasikmalaya terdapat sebanyak 758 Kasus DBD, yang meninggal akibat DBD ada 16 orang dimana 11 orang adalah anak-anak. Jumlah kasus ini tertinggi di bandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2019 yang meninggal akibat DBD hanya ada 5 orang. Ini perlu kewaspadaan. Kota Tasik sekarang Siaga Darurat DBD, namun kita belum menetapkan Kota Tasik Kejadian Luar Biasa (KLB). Harapan kami bulan Juli ini menjadi bulan pertaruhan kita, betul-betul seluruh SKPD terkait khususnya Dinas Kesehatan dengan Puskesmasnya yang sebanyak 22 Puskesmas yang ada di Kota Tasikmalaya berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan seluruh elemen masyarakat, para Camat juga para Lurah terus mensosialisasikan dan mengedukasikan kepada masyarakat. Kondisi saat ini memang benar-benar kritis, kalau bulan Juli ini kita tidak bisa menangani, ada aturan tertentu, kita akan memasuki KLB artinya kita tidak saja darurat Covid-19 saja, tapi juga darurat DBD, artinya ini akan berdampak menjadi tanggung jawab kita Pemerintah,”kata H Budi.

Perlu juga kami sampaikan, mulai tanggal 2 Juli kegiatan fogging masif dilakukan dan tidak ada lagi biaya yang dipungut dari masyarakat. Semua biaya ditanggulangi oleh Dinas Kesehatan,” lanjutnya.

“Kepada pelaksana kegiatan, baik itu Dinkes maupun Puskesmas tidak ada lagi pungutan biaya ke masyarakat untuk fogging, semua ditanggung Pemerintah melalui Dinas Kesehatan. Dimana ada kejadian segera laporkan, Lurah, Camat dan juga Kepala Puskesmas diharapkan dapat turun, gerakan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) termasuk gerakan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) di masing-masing keluarga, kalau ini dilakukan akan meminimalisir dari potensi-potensi penyebaran DBD di Kota Tasikmalaya,” ungkapnya.