Buruh di Cianjur Terancam PHK, Ketua DPC SPN Angkat Bicara

Fokus Cianjur Sosial

Reporter: Andri.S

FOKUS CIANJUR. (Fp) – Hari Buruh Internasional yang jatuh pada Hari Jumat 1 Mei 2020 kemarin, merupakan sejarah terpahit untuk buruh di kabupaten Cianjur, mengingat kondisi yang bertepatan dengan pandemi Virus Corona Buruh terancam di PHK.

Selain itu kejadian kebakaran salah satu perusahaan di Cianjur dengan jumlah kurang lebih 800 (Delapan ratus) karyawan memperparah suasana May Day di Kabupaten Penghasil tauoco tersebut.

Hal ini dikatakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Nasional (DPC SPN) Kabupaten Cianjur, Hendra Malik, dirinya mengatakan.” May Day atau Hari Buruh Internasional 1 Mei 2020 Merupakan sejarah terpahit buat buruh di kabupaten cianjur mengingat kondisi bertepatan dengan situasi yang penuh keperihatinan karena pandemi corona di Indonesia dan dunia. Kondisi itu ditambah lagi dengan ancaman PHK yang menghantui, bahkan sudah mulai terjadi. ” Kata Hendra, dilansir dari Jurnalnewssite, Sabtu, (02/05/20).

Sambung Hedra .” Diperparah lagi dengan adanya kejadian kebakaran salah satu perusahaan di Cianjur dengan jumlah buruh kurang lebih 800 orang. Dengan kondisi seperti ini maka ditahun ini kami tidak bisa menyuarakan perlawanan keadilan dengan turun aksi ke jalan, Kami DPC SPN Kabupaten Cianjur akan melakukan aksi virtual kampanye di media sosial untuk menyuarakan tiga isu May Day. Ketiga isu tersebut adalah, tolak omnibus law, stop PHK, dan liburkan buruh dengan upah dan THR 100%.” Ujarnya.

DPC SPN Kabupaten Cianjur juga menyuarakan agar tidak ada lagi atau stop PHK di massa pandemi corona ini.

Dengan ini kami DPC SPN Kabupaten Cianjur mendesak agar pemerintah melakukan langkah yang sungguh-sungguh untuk mencegah PHK di Kabupaten Cianjur.
Jangan samapai situasi pandemi corona dijadikan alasan dan kesempatan besar bagi para Pengusaha untuk melakukan PHK buruhnya secara besar-besaran, bila perlu Perusahaan harus diaudit oleh akuntan publik. Untuk melihat apakah benar-benar rugi atau hanya menjadikan pandemi sebagai alasan saja.” tegas Hendra.