Ustadz. Moch. Agim Syamsul Ma’arif: 5 Poin Cinta kepada Rasulullah SAW

Fokus Jabar Sosial

Pewarta : Aep Saepudin

KAB.GARUT | FOKUSPRIANGAN.ID – Pada momen pelaksanaan shalat sunat Idul Fitri 1446 H di Lapangan Komplek MBS Al Furqon Cibiuk, Kp. Pulo Baru Desa Cibiuk Kaler Kecamatan Cibiuk, Senin, 01 Syawal 1446 H yang bertepatan pada tgl 31 Maret 2025, telah di gelar Shalat Sunat dan Khutbah Idul Fitri 1446 H, sedangkan yang memberikan Thausiyah di isi oleh Ust. Muhammad Agim Syamsul Maarif.

Dalam khutbahnya Ustadz. Mummad Agim mengajak kita untuk merenungi cinta Rasulullah serta meningkatkan kepedulian sosial dan ketakwaan kepada Allah SWT. Beliau membagi Cinta kepada Rasulullah menjadi 5 point yaitu :
1. Cinta Rasulullah kepada Umatnya, Dimana dalam Perang Uhud, Rasulullah SAW mengalami cedera parah akibat ulah para sahabat yang mengabaikan perintah beliau. Meski demikian, ketika diminta untuk berdoa agar musuh-musuhnya dihancurkan, beliau menolak. Rasulullah lebih memilih menyimpan doa itu sebagai syafaat bagi umatnya di hari kiamat. Ini menjadi bukti betapa besar cinta dan kasih sayang beliau kepada kita.”Ungkapnya.

Kemudian Rasulullah juga pernah dilempari kotoran, dihina, bahkan dilempari batu hingga berdarah. Namun, ketika malaikat menawarkan bantuan untuk menghancurkan kaum yang menyakitinya, beliau tetap
menolak. Hal ini menjadi refleksi bagi kita: sudahkah kita mencintai dan merindukan Rasulullah sebagaimana beliau mencintai kita. ? Cetusnya.

2. Kepedulian Sosial dan Hikmah Puasa, Dimana islam mengajarkan kepedulian terhadap sesama, terutama anak yatim dan fakir miskin. Rasulullah bersabda, “Aku dan orang yang menyantuni anak yatim seperti dua jari ini di surga.” Jika kita lalai dalam berbuat baik, maka kita harus merenungi firman Allah yang mengecam mereka yang menghardik anak yatim dan tidak peduli kepada fakir miskin,” Tandasnya

Lebih lanjut Ustadz. A Syamsul Ma’arif menjelaskan bahwa Puasa Ramadhan mengajarkan kita untuk menumbuhkan kepekaan sosial. Kita hanya berpuasa selama beberapa jam, namun masih bisa berbuka dengan makanan yang layak. Sementara itu, saudara – saudara kita di Palestina mengalami kelaparan dan penderitaan yang tak terhitung. Maka, Ramadhan mengajarkan kita untuk bersyukur dan berbagi kepada sesama,” Imbuhnya

3. Kebahagiaan dan Kesedihan di Hari Raya, Hari raya adalah momen penuh suka cita karena kita telah menunaikan ibadah di bulan Ramadhan. Namun, di sisi lain, ada kesedihan karena Ramadhan telah pergi. Kita tidak tahu apakah masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan berikutnya. Allah SWT berfirman bahwa setiap umat memiliki ajalnya dan tidak akan bisa dimajukan atau diundur walau sesaat,” Ungkapnya.

Ketika takbir berkumandang, kita juga mengenang orang-orang yang telah berjasa dalam hidup kita, orang tua, guru, dan keluarga yang mungkin telah meninggalkan kita. Jika orang tua masih ada, berbahagialah dan bahagiakan mereka. Jika mereka telah tiada, doakan mereka dengan tulus,” Paparnya.

4. Mengingat Kematian dan Memanfaatkan Waktu, Rasulullah SAW bersabda bahwa orang beriman yang paling baik adalah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling cerdas adalah yang paling banyak mengingat kematian serta mempersiapkan diri untuknya. Dengan mengingat kematian, kita tidak akan menunda ibadah dan tidak akan menunda taubat. Sebagaimana Allah SWT mengingatkan kita untuk bersegera dalam mencari ampunan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

5. Berbakti kepada Orang Tua dan Menjaga Silaturahmi, Mari jadikan kesempatan ini untuk membahagiakan orang tua tidak datang dua kali. Jika mereka masih ada, pulanglah dan bahagiakan mereka. Jika sudah tiada, do’akan mereka dengan sepenuh hati. Pangkat, harta, dan karir bisa dicari, tetapi waktu bersama orang tua tidak akan terulang.

Di hari yang fitri ini, marilah kita juga saling meminta maaf kepada sesama. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa di akhirat nanti, banyak orang yang tidak bisa masuk surga karena masih memiliki dosa kepada sesama yang belum diselesaikan. Oleh karena itu, setelah sholat Idul Fitri, marilah kita meminta maaf kepada orang tua, guru, saudara, dan teman-teman,” Ucapnya.

Di akhir Thausiyahnya Ustadz Agim Syamsul Maarif. Menjelaskan ada tiga pesan utama yang dapat kita ambil dari khutbah ini:
1. Bersyukur kepada Allah dan menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
2. Mengingat kematian dan selalu mempersiapkan diri untuk akhirat.
3. Menjaga hubungan baik dengan orang tua dan sesama, serta memohon ampunan kepada Allah dan manusia.

Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita termasuk orang – orang yang mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW.” Pungkasnya