Hidupkan Tradisi dan Seni Padudan Sumedang Bersama Smoking Pipe Community

Ekonomi dan Bisnis Fokus Jabar Seni dan Budaya Sosial

Pewarta : Damy

SUMEDANG, FOKUSPRIANGAN.ID | Di tengah modernisasi, sekelompok pecinta pipa rokok di Sumedang terus melestarikan seni dan tradisi padudan. Mereka tergabung dalam Smoking Pipe Community, komunitas yang tak sekadar menikmati tembakau, tetapi juga menciptakan karya seni unik dari bahan berkualitas tinggi.

Berdiri sebagai wadah silaturahmi, komunitas ini beranggotakan 55 orang dari berbagai profesi, mulai dari ASN, pensiunan polisi, pegawai swasta, hingga masyarakat umum. Mereka aktif berkumpul di GOR PKPRI, Desa Marongge, serta Café Batu Ali di Regol Wetan, berbagi pengalaman dan mengembangkan kreativitas dalam pembuatan pipa rokok.

Menggunakan bahan seperti Kayu Sonokeling, Kelapa, Fornis, Galih Asem, Kaboa, Tali Arus, Kelor, bahkan Gading Gajah dan Tanduk Rusa, setiap pipa rokok dibuat dengan keunikan tersendiri. Ada yang berbentuk lilitan ular dari kayu Fornis, pipa panjang 33 cm dari akar Sonokeling, hingga desain khas menyerupai tokoh Petruk dari Kaboa.

“Keunikan dan keindahan pipa rokok buatan kami sudah menarik perhatian pembeli dari luar Sumedang, seperti Bandung, Bogor, dan Sukabumi. Harganya bervariasi, mulai dari Rp50 ribu hingga Rp3 juta, tergantung bahan dan tingkat kesulitannya,” ujar Ketua Smoking Pipe Community, Teguh.

Meski terus berkembang, komunitas ini masih menghadapi tantangan seperti keterbatasan modal dan bahan baku. Mereka berharap adanya dukungan agar dapat membentuk badan usaha, sehingga tradisi padudan semakin dikenal luas.

Bagi yang ingin melihat langsung proses pembuatan atau memesan pipa rokok khas Sumedang, bisa datang langsung ke alamat komunitas atau menghubungi:
📞 Teguh: 082263065442
📞 Tedy: 082119339443