Pewarta: Dede Irwan
KOTA TASIK | FOKUSPRIANGAN.ID – Jambore Budaya Sunda resmi ditutup oleh Kepala Terminal Indihiang dengan memukul alat musik tradisional, goong. Acara ini berlangsung dari tanggal 7–9 Februari 2025 dan melibatkan 18 SMA/SMK se-Kota Tasikmalaya dengan total 280 peserta.Acara tersebut berlangsung di Terminal Indihiang Type A Kota Tasikmalaya. Minggu Kemarin (09/02/2025).
Jambore ini merupakan hasil kolaborasi antara DPD Sundawani Wirabuana Tasikraya dan DPC PWRI Kota Tasikmalaya dan juga dari berbagai stakeholder, sebagai upaya melestarikan budaya Sunda di tengah derasnya pengaruh budaya luar.
Ketua PWRI DPC Kota Tasikmalaya, Asep Septiadi, menegaskan bahwa jambore ini penting untuk menghidupkan kembali budaya Sunda yang mulai luntur. Ini merupakan kegiatan pertama yang digelar di Kota Tasikmalaya sebagai upaya melestarikan budaya Sunda di tengah derasnya pengaruh budaya luar.
“Kami lihat, kami dengar, bahwa budaya luar sangat mendominasi hingga Tasikmalaya mulai kehilangan identitas budayanya. Dengan jambore ini, kami ingin mengajak semua pihak untuk kembali memahami dan mencintai budaya Sunda,” ujarnya.
Selain Jambore Budaya Sunda, acara ini juga mencakup festival budaya, kesadaran hukum budaya, serta budaya kuliner. Asep menambahkan bahwa edukasi budaya harus dimulai dari jenjang pendidikan.
“Jenjang pendidikan adalah cikal bakal regenerasi. Kami berharap anak-anak didik kita memahami esensi budaya Sunda, termasuk bahasa, pakaian, hingga permainan tradisional,” katanya.
Ketua Pelaksana, Akhmad. HS.SE menjelaskan bahwa jambore ini lahir dari diskusi panjang dengan komunitas budaya Sunda. Salah satu perhatian utama adalah ketidaksesuaian dalam penggunaan pakaian adat Sunda.
“Kami melihat banyak peserta memakai pangsi tanpa ikat kepala, padahal seharusnya ada keserasian dalam berpakaian Sunda. Dari sinilah ide jambore ini muncul,” pungkasnya.