Satnarkoba Polres Tasikmalaya Ungkap Peredaran Obat Keras Dikalangan Pelajar

Fokus Kab Tasik Hukum dan Kriminal Sosial

KAB.TASIK | FOKUSPRIANGAN.ID – Pangsa pasar peredaran obat terlarang saat ini menyasar ke kalangan pelajar. Lantaran pelajar dianggap masih labil, pelajar yang kurang pengawasan orang tua sangat mudah disusupi hal negatif. Selain itu, harga obat terlarang yang terjangkau membuat pelajat bisa membelinya mengandalkan uang jajan harian.

Satnarkoba Polres Tasikmalaya mengungkap penjualan obat terlarang dengan pasar pelajar. Tiga orang pengedar diamankan di Mapolres Tasikmalaya, Jawa Barat.

UN (23), RA (18), AA (26) dihadirkan saat rilis di Mapolres Tasikmalaya Jumat (1/11/24). Meski bukan satu komplotan, ketiganya sama sama mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin. Obat yang dijual jenis Tramadol dan Eximer. Pangsa Pasarnya pelajar yang lepas dari pengawasan orang tua.

Satnarkoba Polres Tasikmalaya amankan tiga orang pelaku penyalahgunaan sediaan farmasi berupa obat jenis tramadol dan eximer.

“Adapun tersangka ada tiga orang pertama UN (23), kedua RA (18), AA (26),” kata kasi Humas Polres Tasikmalaya, Bripka Triana Anggasari SH saat rilis di Mapolres Tasikmalaya Jumat Siang (1/11/24).

Sementara itu, Kasat Reserse Narkoba Polres Tasikmalaya mengungkap ketiga tersangka menyasar pelajar sebagai pangsa pasar obat terlarang. Modusnya memanfaatkan pelajar yang masih labil serta diiming imingi enak tidur saat konsumsi obat ini.

“Menindaklanjuti program 100 hari presiden terpilih terkait penindakan kasus narkoba. Sasaran penjualanya para pemula dan mayoritas pelajar. Awalnya temen sekolah, kemudian dari mulut ke mulut dia menyampaikannya kalau mau enak tidur pake obat ini, awalnya diimingi seperti itu,” kata Beni Firmansyah.

Ia menyebut bahayanya, harga yang terjangkau ini membuat pelajar bisa dengan leluasa membelinya. Bahkan, mereka bisa membeli pil ini dengan uang jajan sehari hari.Pengedar dengan pelajar langsung transaksi tanpa perantara.

Para pengedar ini membeli obat tanpa izin secara online. Dibeli online dijual secara tatap muka ke konsumenya. Barang bukti ini sangat membahayakan generasi muda kita, dan kami himbau juga kepada ortu yang memiliki putra putri usia rentan, tentunya orang tua harus mengawasi, mengamati, jika terdapat indikasi adanya keanehan ataupun ketidakwajaran boleh disampaikan ke APH,” kata Beni Firmansyah.

Polisi menyita barang bukti ratusan butir obat terlarang. Jumlah keseluruhan barang bukti 536 butir dengan rincian obat eximer 97 butir, tramadol 313 butir dan eximer 104 butir. Ketiganya mengaku baru satu bulan beraksi.

Mereka melanggar pasal 435 junto 436 ayat (1) dan (2) UUD RI nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan. Ancaman hukuman penjara paling lama 12 tahun penjara,” tandas Beni Firmansyah.