Pewarta : Aep Saepudin
KAB.GARUT | FOKUSPRIANGAN.ID – Bertempat di DOM Garuda Hitam SMKN 1 Garut, Satpol PP Bekerjasama Aliansi Umat Islam (AUI) Garut Menggelar Sosialisasi Pemberantasan Penyakit Anti Maksiat tentang LGBT di SMKN 1 Garut pada hari Jum’at, 13 September 2024. Hadir sebagai Nara Sumber perkawilan dari Aliansi Umat Islam Garut Hj. Yulianti, S.Pd, dari Akademisi dr. Wati dan dari Satpol PP Kabupaten Garut Bpk. Dede.
Sementara dari SMKN 1 Garut hadir Nurdin, ST selaku Wakasek Kesiswaan, Ibu. Heni Wakasek Humas, Ibu Citra, Bpk. Iwan dan Cucu Nuryani dari Staf Kesiswaan, Aep Saepudin dari Unsur Guru, para pengurus OSIS dan seluruh siswa – siswi SMKN 1 Garut.
Dalam pengarahannya Hj. Yulianti, S.Pd mengatakan bahwa untuk merealisasikan PERDA No. 13 dan Perbup tentang Penyakit Anti Maksiat, Kami dari Pokja Penanganan Anti Maksiat melakukan sosialisasi ke beberapa sekolah tingkat SLTP dan SLTA se-Kabupaten Garut, namun karena keterbatasan personil baru sebagian Sekolah yang bisa kami kunjungi, intinya kami tidak ingin putra-putri kita terkena penyakit anti maksiat yang salahsatunya adalah LGBT, dimana Kabupaten Garut telah banyak menelan korban dari penyakit menular tersebut baik di kalangan pelajar, mahasiswa dan warga masyarakat, maka perlu adanya pencegahan sejak dini biar para siswa tahu tentang dampak negatif dari LGBT tersebut.” Ujarnya.
Sementara dr. Wati dari team Akademisi Campus STAIDA Muhammadiyah Garut menuturkan, “Berdasarkan hasil penelitian kami di lapangan, semakin hari semakin banyak orang yang terkena penyakit LGBT, bahkan menurut salah seorang tokoh Garut telah ada group Facebook yang anggotanya sekitar 3000 orang dan telah terindikasi LGBT.
Alhamdulillah setelah dilakukan penelitian, pembinaan dan pengarahan tentang dampak dari penyakit menular tersebut, Kami melakukan pembinaan dari 21 orang yang sudah positif LGBT, setelah dibina dan diberikan pembekalan materi tentang bahaya negatif dari LGBT, alhamdulillah sudah sembuh 19 orang, sedangkan yang 3 orang lagi perlu pendampingan dan perhatian yang lebih ekstra dan kesabaran yang lebih ekstra karena masing-masing orangnya berbeda karakternya.”Ungkapnya.
Ketika ditanya bagaimana cara lesby dan gay melakukan kebiasaan nafsu bejatnya, dr. Wati menjelaskan, “Memang sangat aneh kelakuannya, mereka yang lesby melakukan organismenya melalui 2 cara yaitu dengan cara menggunakan alat kelamin laki-laki palsu yang bisa di pesan lewat online kemudian secara bergantian melakukan organisme, yang satunya lagi dengan cara menggunakan jari tangannya, bahkan cara ini menurutnya lebih mengasyikan, meng-enakan dan memuaskan karena organismenya bisa lebih lama dan bisa sepuasnya,” Cetusnya.
Sedangkan untuk ciri-cirinya bisa di lihat dari raut mukanya yang sudah pecah, pinggulnya yang berbeda dan mohon maaf payudaranya yang sudah menurun kebawah akibat sering di raba, di remas dan di kenyot.” Tandasnya.
Sementara ketika dikonfirmasi kepada Dede dari Satpol PP Kabupaten Garut bagaimana tindakan/sangsi apa yang akan diberikan kepada pelaku LGBT, beliau mengatakan, “Ketika ada temuan di lapangan, pertama akan diberikan teguran dan diberi peringatan bagi yang baru terindikasi LGBT, tapi bagi yang sudah positif dan kecanduan akan dilakukan terafhi dan pembinaan khusus oleh Dinas terkait, makanya untuk pencegahan yang lebih banyak lagi pelaku dari LGBT, SATPOL PP Kabupaten Garut bekerjasama dengan AUI Garut, Akademisi dan Pokja Pemberantasan Penyakit Maksiat, telah melakukan sosialisasi Penyakit Anti Maksiat ke beberapa sekolah, baik SMP maupun SMA/SMK baik pada saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah maupun acara kunjungan khusus seperti sekarang.” Pungkasnya.