Pewarta : Aep Saepudin
KAB.GARUT | FOKUSPRIANGAN.ID – Bertempat di pelataran sawah yang kekeringan di Kp. Salam 1, RW. 05 Desa Cibunar Kecamatan Cibatu Garut, pada Sabtu malam (31/08) telah di gelar Tabligh Akbar bersama Ustadz. Sopian Hanafi, S.Sos dari MUI Desa Cibunar.
Dalam sambutannya Tatang Suryana mewakili DKM As-salam mengatakan, “Puji syukur alhamdulillah kegiatan kemasyarakatan untuk menyambut HUT RI Ke 79 tahun di RW. 05 bisa berjalan sesuai rencana, lancar, aman, tertib, sukses dan penuh khidmat. Di Era Kepengurusan RW 05 yang baru mempunyai Motto Salam Satu Baru, Bersatu dan Maju telah sukses memperingati HUT RI Ke 79 tahun selama 2 pekan dan sekarang ditutup dengan kegiatan tabligh akbar oleh MUI Cibunar.” Ujarnya.
Selanjutnya Ustadz. Tatang Suryana, mengutarakan tentang program DKM As-salam yang mempunyai keinginan dan cita-cita untuk merehab Masjid Jami As-salam bisa menjadi yang lebih representatif sehingga kegiatan keagamaan di Kp. Salam 1, RW. 05 Desa Cibunar dapat lebih semarak, lebih maju lagi baik dibidang pendidikan maupun di bidang sosial lainnya.” Ungkapnya.
Sementara Ustadz. Sopian Hanafi, S.Sos sebelum memulai awal ceramahnya dengan istilah songkok jonklok, dimana beberapa hari yang lalu, aya wargi ti Kp. Salam 1, anu sumping ka bumi nyungken kanggo ngisi thausiyah tentang makna kemerdekaan 17 Agustus, untuk itu mohon maaf jika dalam penyampaian ada kata-kata yang kurang berkenan karena saya juga masih dalam proses sama-sama belajar,”Imbuhnya.
Selanjutnya Ustadz. Sopian Hanafi, menjelaskan tentang angka 17 Agustus, 17 Rokaat dan 17 Ramadhan, harus saling melengkapi dan berhubungan satu dengan yang lainnya, Dimana Bangsa Indonesia merdeka bukan semata-mata Belanda atau Jepang menyerah tapi semua tidak terlepas dari perjuangan dan jerih payah dari para pejuang serta pahlawan yang telah berkorban harta, tenaga, pikiran sampai dengan jiwa raga untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia.”Tandasnya.
“Karnaval punya makna yang harus diambil, dengan berbeda-beda penampilan dan gaya, tingkah polah dan perilaku yang berbeda pula, ada yang seperti binatang dengan berbagai wajah yang tidak karuan, kemudian di kampung – kampung ada yang menggelar hiburan dangdut, kesenian, tari-tarian dan kamonesan lainnya, jarang sekali yang ditutup dengan pengajian, alhamdulillah di Kp. Salam 1 RW. 05 di tutup dengan pengajian tabligh akbar bersama Ustadz. Sopian Hanafi,” Ucapnya.
“Jadi ajengan itu banyak tantangan dan godaannya makanya harus sabar dalam menghadapi godaan, fitnahan dan bulliying, lamun bener na 17 kali, salah na sakali oge ajengan mah sok di gede-gedeken, mari jaga persatuan dan ukhuwah islamiyah, ketika ada perbedaan jangan dibesar-besarkan soal khilafiyah, beda pakaian jangan jadi halangan untuk berbuat kebaikan, kita harus saling menghargai dan menghormati,” Imbuhnya penuh harap.
Terakhir Ustadz. Sopian memberikan masukan bagi yang bisa menemukan seseorang harus bisa membawa kebaikan dan kemaslahatan ummat, pada tahun 1989 para ulama banyak kedatangan orang tua untuk menitipkan putra-putrinya buat belajar agama, tapi di tahun ini/zaman sekarang banyak ulama yang kurang mendapat perhatian dan jarang sekali orang tua mau menitipkan putra-putrinya untuk belajar di pesantren.”Pungkasnya.