Teks Poto:Ustad Muhammad Jaeni Nur Jamil
Pewarta: Andriana
KOTA TASIK. FOKUSPRIANGAN.ID – Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Ihsan adalah Ponpes yang mengedepankan kemanusian. Ponpes Al Ashriyyah Nurul Ihsan sangat peduli dengan anak-anak bangsa, sehingga mengadakan program “Segera” yaitu Selamatkan Generasi Anak Bangsa.
Program tersebut ditujukan untuk anak-anak jalanan yang putus sekolah atau untuk anak yang mendapatkan diskrimasi.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Ihsan, Ustad Muhammad Jaeni Nur Jamil menuturkan bahwa program tersebut tidak dipungut biaya sama sekali (Gratis). “Agar orang-orang di sana yang belum tersentuh pendidikannya bisa kita rangkul,” katanya, Rabu (10/7/2024).
Ustad Muhammad Jaeni menuturkan bahwa di Pesantren ini, para santri tidak hanya diajarkan ilmu agama, melainkan diajarkan juga ilmu berwirausaha.“Karena tujuan kita bukan cuma hanya mencetak santri untuk menjadi kiayi ataupun ulama, melainkan kita ingin santri-santri kita bisa hidup mandiri, dengan skill-nya masing-masing, yang dibarengi dengan ilmu agama. “Oleh karena itu kita juga latih life skillnya di sini, ada yang bertani, berdagang, produksi makanan, pengobatan tradisional, berternak, dan lain-lain,” ujarnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa untuk saat ini santri di Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Ihsan dibatasi hanya sampai 32 orang saja. dikarenakan kemampuannya hingga saat ini baru sebanyak itu, “Di pesantren kita kan gratis jadi, untuk memenuhi kebutuhan maupun operasional pesantren, kita hanya mengandalkan dari hasil pemberdayaan para santri,” tuturnya.
Ditambahkannya lagi, pihaknya belum memiliki sekolah yang formal, “Karena kita baru berdiri di tahun 2020. Jadi kita harus menginduk dan memasukan santri-santri yang mondok ini ke sekolah formal yang ada di sekitar pesantren, jadi banyak yang harus dipertimbangkan,” ujarnya.
Namun dirinya menegaskan bahwa tidak menutup kemungkinan untuk menambah jumlah santri yang ada, “Apabila hasil pemberdayaan para santri ini semakin meningkat, atau bahkan ada bantuan dari pihak lain dan sekiranya kita sanggup untuk menambah santri lagi,” tegasnya.
Dirinnya menuturkan bahwa beragam produk hasil karya para santri ini sangatlah menarik.“Kami sebutnya dapur ummat, tempat produksi tempe, Lesgo (Lele Siap Goreng) itu adalah ikan lele yang sudah kita bumbui yang di masukan ke pouch dan konsumen hanya tinggal menggoreng saja,” jelasnya.
Lalu katanya, ada Krisis (Kripik Singkong Santri) kenapa dinamai krisis? Idenya karena awal mula pembuatannya pada waktu ada wabah covid, “Terus ada Bagors (Bawang Goreng Santri). Hasil produksi kita semua itu bahan bakunya murni dari pertanian kita sendiri,” terang Ust. Jaeni.
Ia berharap kedepan Pesantren ini bisa mendirikan sekolah yang formal agar santri-santri di sini bisa jauh lebih effisien dalam belajar.