AMALAN MANUSIA YANG SAMPURNA MENURUT SUNDA (Ilmu Padi) Oleh : Ambu Rita Laraswati (Penulis & Budayawati)

Fokus Jabar Seni dan Budaya Sosial

FOKUSPRIANGAN.ID – Dalam kehidupan masyarakat Sunda, ada ajaran yang dapat membawa manusia hidup sempurna. Ajaran tersebut terdapat pada Naskah Sunda yaitu Sanghyang Siksa Kandang Keresian, keropak 630 yang di tulis di daun nipah. Ajaran Sunda ini adalah ajaran ilmu padi yang disebut “Papagah Galunggung” pada zaman raja Sunda yaitu Rakeyan Darmasiksa Tahun 1175-1297 yang di wujudkan dalam bentuk nasehat.

Salahsatu nasehatnya adalah kita harus menggunakan nilai ilmu padi. Dalam ajaran sunda untuk mencapai kesempurnaa hidup ada amalan yang bernilai berbudi luhur, yang manusia dapat melakukannya yaitu:

“AGAMANING PARE”

“Na twah rampes dina urang, agamaning pare, Mangsana Jumarum, Telu Daun, Mangsana di owyas gede pare, Mangsana bulu irung, Beukah, Takarah nunjuk langit, Tanggah ta karah, Kasep nangwa tu iya ngaranya, Umeusi tau katah lagu tungkul, Harayhay asak, Ta karah candukur, Ngarasa maneh kaeusi”.

Artinya:
Kesempurnaan diri kita bila kita memengang pelajaran ilmu padi, Pada saat bertunas seperti jarum, Keluar 3 daun, Saat di siangi tumbuh dewasa, Keluar kuncup sepeti bulu hidung, Mekar buah, Ia menunjuk langit, Ia menengadah, Indah tampan di sebutnya, Setelah berisi tiba saat mulai merunduk, Menguning maka ia makin merunduk, karena merasa diri telah terisi:

1. Saat bertunas seperti jarum artinya dari sebutir padi yang makna hidup berasal dari zat yang tunggal yaitu Tuhan, jarum lurus maknanya kita menempuh hidup jalan yang lurus.

2. Keluar 3 Daun artinya dari satu yang Tunggal akan berubah menjadi kehidupan manusia, manusia berucap, berlaku dan lampah harus selaras.

3. Saat di siangi artinya Pada saat padi tumbuh semakin tinggi, pasti akan ada tumbuhan lain yang ikut tumbuh di sekitar tanaman padi, tumbuhan itu akan menganggu, artinya dalam kehidupan banyak yang datang sekitar kita yang menjadi halangan dalam hidup menunju jalan lurus, kita harus bisa membersihkan dan menyingkirkan agar hidup kita tetap pada jalan kebaikan.

4. Tumbuh Dewasa artinya padi semakin tinggi, semakin subur, maka biji padi akan tambah banyak, hidup kita tumbuh dewasa dalam berfikir, cerdas, hati suci, prilaku yang mulia, karena kondisi dewasa ini proses ilmu terisi. pada saat dewasa giatlah belajar, menimba ilmu.

5. Mekar Kuncup seperti bulu hidung artinya kuncup padi calon biji padi, akan mekar, tapi tetap kuncup itu menghadap ke atas artinya tetap iman pada Tuhan. Saat manusia tumbuh dewasa, harus terisi oleh ilmu yang bermanfaat, jangan sampai kuncup layu sebelum berkembang, tetap dalam kewaspadaan.

6. Mekar Buahnya artinya pada saat padi kuncup maka akan berubah mekar dalam proses mekar indah kita jangan sombong, merasa paling indah, paling berilmu, paling cantik, tetap waspada saat mekar banyak kumbang kumbang yang menghisap, angin kencang yang menghempas, harus tetap waspada.

7. Ia Menunjuk Kelangit artinya padi saat mekar menunjuk ke langit, artinya tetap ingat dan taqkwa kepada Tuhan. Pada kondisi kaya harta, berilmu tetap kita bersyukur pada Tuhan.

8. Ia mengadah artinya: pada saat padi sudah terisi tetap kita bersyukur dan berdoa pada Tuhan.

9. Indah Tampan artinya setelah melalui tahapan 8 di atas dengan penuh kemulian, kebijakan, cinta kasih rasa syukur pada Tuhan dan terus berdo’a, maka kita akan terlihat indah, cantik, tampan, elok di pandang mata, orang lain akan senang bersahabat dengan kita, merasa nyaman dekat dengan kita karena kita selalu rendah hati, tidak sombong, tidak merasa tinggi ilmu.

10. Mulai Merunduk artinya padi bila terisi oleh acining zat alam pasti padi akan merunduk, begitu pula kita saat ilmu sudah terisi pada diri kita tetap merunduk, rendah hati. Merunduk sujud pada Tuhan, menunduk pada bumi.

11. Menguning Masak artinya padi semakin berisi akan merunduk dan berubah menjadi warna kuning seperti warna emas, kemulian diri semakin berkilau, tetap merunduk lihatlah bumi, ibu pertiwi yang menjadi tempat padi di tanam, tempat kita hidup, ingat! air, tanah adalah unsur yang menghidupkan semua mahluk.

Begitulah hendaknya manusia, semakin berilmu semakin merunduk, semakin kaya semakin dermawan. Manusia harus bisa menerapkan dalam diri ilmu padi ini, agar hidup mawas diri. Manusia harus memiliki banyak ilmu pengetahuan tapi pada hakikatnya ilmu adalah milik Tuhan dan Tuhan lebih Maha Mengetahui.

Keterangan di atas adalah bentuk harmonisasi antara jagat alit, jagat ageung. Harmonisasi antara Sang Pencipta dan mahluk ciptaan Nya. Begitulah jati diri kita banyak komponen yang membentuk diri kita atas kehendak yang Maha Kuasa menjadi raga tubuh karena ada roh, roh adalah nyawa, nyawa berasal dari senyawa dari padi menjadi nasi yang kita makan. Nilai budaya padi menjadi nilai yang dapat menjadi keyakinan dalam menjalani kehidupan, menjadi budaya yang di pakai dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, bernegara.

Bila kita mengikuti prilaku padi pada saat berisi tetap tengadah, saat menguning tetap tengadah, saat masak tetap tengadah artinya tetap iman dan taqwa pada Tuhan. Bila padi rebah muda, sebab nihil hasilnya artinya kosong, hampa, padi yang hampa di asumsikan pada kehidupan. “Tong kosong nyaring bunyinya” hal ini tidak patut di tiru.

Semoga tulisan ini dapat memberi kesadaran pada kita semua bahwa rendah hati, tidak sombong, bijaksana, iman dan taqwa pada Tuhan adalah rumus hidup, amalan hidup membawa hidup lebih Sempurna. Terimakasih

Bandung, 11 Mei 2024