Pewarta: Eka Lesmana
SUKABUMI. FOKUSPRIANGAN ID – Seleksi cabang Olahraga volley ball indoor kelompok putri dalam rangka persiapan Popwilda untuk Kabupaten Sukabumi telah usai di laksanakan pada tanggal 16 April 2024, yang berlokasi di SMA negeri 1 Cisaat.
Ada 12 nama atlet putri yang terpilih mewakili Kabupaten Sukabumi dalam pertandingan Bola volley di ajang Popwilda 2024 nanti.
Namun salah seorang orang tuawali murid peserta seleksi merasa kecewa dengan panitia seleksi tersebut.
Wildan (39) mengatakan, bahwa lokasi yang dilaksanakan hanya di 1 wilayah
“Padahal di kita sangat luas dengan 47 kecamatan dan 381 desa 5 kelurahan” Kata Aden.
masih menurut dia, Kemudian waktu pelaksanaannya dilakukan hanya 1 hari dan dirasa kurang maximal untuk mencari potensi terbaik.
“Serta diduga kurangnya koordinasi dengan pihak cabor, serta tim seleksi dari sekolah asal peserta itu sendiri, juga data yang lolos dan tidak lolos diduga terkesan ditutupi” ujarnya.
Ia menuturkan, Penjaringan ini dilakukan untuk membawa nama baik Kabupaten Sukabumi, dan menggunakan anggaran daerah yang kita ketahui harus terbuka dan transparan.
“Bukan hanya saya saja yang kecewa, Beberapa orangtua dan pembimbing para peserta seleksi juga merasa kecewa dengan sistem seleksi popwilda volley ini” ucapnya.
Sementara itu ketua PBVSI Kabupaten Sukabumi Ikhsan menyebutkan,Untuk PBVSI sendiri tidak di libatkan terkait seleksi popwilda ini.
“Hal ini harus diluruskan dan dibenahi terutama birokrasi keolahragaan yang ada di dispora,” cetus Ikhsan.
Sekretaris PBVSI Kabupaten Sukabumi Cecep mengungkapkan, intinya apapun program Disbudpora atau Diknas kalau menyangkut olahraga harus komunikasi dengan KONI dan dengan cabor – cabor yang bersangkutan.
” Ada komunikasi minimal komunikasi berbentuk surat, karena ini nantinya bermuaranya akan di cabor – cabor walaupun yang mengadakannya Disbudpora, karena nanti si anak – anak itu yang diprogramkan oleh Disbudpora semacam misalkan Popwilda, O2SN. intinya akan mengacu pada prestasi setiap atlet otomatis kalau sudah prestasi terhadap atlet akan berkolaborasi dengan cabor – cabor yang memang menaunginya” ungkapnya.
Namun ironisnya sampai hari ini lanjut Cecep, berjalan sendiri terus tanpa melibatkan cabor – cabor atau ketua cabor yang ada dibawah naungan KONI, dan selama ini baik O2SN ataupun Disbudpora mengadakan event atau seleksi tanpa melibatkan cabang olahraga yang dibawah naungan KONI, padahal nanti ujung – ujungnya ke prestasi juga semua harus ada kerjasama.
“Ya Disbudpora acuannya dengan KONI, karena nanti si atlet itu tetap yang bertanggung jawabnya cabor-cabor yang berada di bawah naungan KONI untuk bisa memajukan prestasi olahraga di Kabupaten Sukabumi, yang sangat disesalkan tidak ada komunikasi seolah – olah berjalan sendiri – sendiri, betul memang Disbudpora lingkupnya binaan – binaan dari sekolah tapi tetap harus ujungnya dengan KONI kan semua Anggran pakai anggara rakyat mau mengadakan event, seleksi program – program lainnya tetap ada pertanggung jawabannya kepada pemerintah yang mengeluarkan anggaran” terangnya.
Cecep mengingatkan, untuk masalah seleksi ini yang memahami gestur, skill, keahlian fisik dan mental atlet ya cabor cabornya harus diserahkan pada ahlinya.