Pemkab Subang Serius Tangani Kasus DBD, PJ Bupati Ajak Berantas Sarang Nyamuk

Fokus Subang Pemerintahan Sosial

Pewarta: Feri Bejho

KAB.SUBANG. FOKUSPRIANGAN.ID – Kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Subang, Jawa Barat semakin meningkat.

Berdasarkan keterangan dari Dinas Kesehatan sampai saat sudah ada sebanyak 15 orang warga subang yang kehilangan nyawa akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Mayoritas yang meninggal dunia merupakan anak-anak di bawah 14 tahun.

Adanya kasus DBD yang tinggi ini, Pj Bupati Subang Imran pun tak tinggal diam. Salah satunya yang dilakukannya hari ini dengan mendatangi beberapa sarana umum, diantaranya tempat olahraga, sarana ibadah dan sekolah yang bertujuan untuk mengecek kondisi di lapangan .

Dan memastikan keadaan lingkungan yang bersih dan sehat dan terbebas dari jentik nyamuk yang menjadi sarang nyamuk sehingga penyebaran DBD mampu ditekan.

“Di Kabupaten Subang kasus DBD sangat tinggi bahkan kasus meninggal ada 15 orang hingga kabupaten subang masuk 5 besar terbanyak kasus DBD di Jawa Barat, sehingga ini menjadi keseriusan kita dalam penanggulangan penurunan dan pencegahan wabah DBD di Kabupaten Subang,”ujar Imran disela kunjungannya didampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayan Kabupaten Subang Tatang Komara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr.Maxi, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Hari Rubiyanto.

Ia berpesan kepada tokoh agama dan  para guru serta masyarakat untuk mensosialisasikan gerakan 3M plus (menguras dan menyikat, menutup tempat penampungan air, memanfaatkan dan mendaur ulang barang bekas, plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk).

“Basmi nyamuknya, selamatkan manusianya,”tegasnya.

Turut hadir dalam agenda tersebut Lurah Pasirkareumbi, Camat Subang, dan seluruh Jajaran PKM Cikalapa.

Sementara itu ditambahkan Kadinkes Subang dr.Maxi. bahwa berdasarkan cacatan pihaknya, di Kabupaten Subang selama tahun 2024 ada 950 kasus DBD. Mayoritas menyerang anak-anak balita dan anak sekolah.

Diungkapkannya banyak korban yang meninggal dunia karena pasien telat ditangani oleh pihak medis.

“Umumnya pasien DBD dalam kondisi sudah parah saat dibawa ke rumah sakit oleh keluarga. Rata-rata yang meninggal tersebut sudah tiga hari terserang DBD namun baru dibawa ke rumah sakit,”pungkasnya.