Pewarta: Rusdi
SUKABUMI. FOKUSPRIANGAN.ID – Akibat curah hujan yang tinggi yang mengguyur di wilayah tanah milik Taman Nasional Gunung Halimun Salak ( TNGHS ), sehingga menyebabkan terjadinya bencana longsor, pada Senin (25/3/24).
Bencana longsor tersebut menimbun 5 rumah milik warga, 1 mushola dan 4 kandang kambing rusak di Kampung Salak Datar RT/RW 001/008 Desa Cimaja Kecamatan Cikakak Kabupaten Sukabumi, yang masuk wilayah tanah milik TNGHS.
Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cikakak, Agus Mahardika kepada wartawan mengatakan, kalau peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. “Untuk kronologisnya, sekitar jam 16.00 WIB terjadi curah hujan yang cukup deras atau tinggi sehingga terjadinya tanah longsor di tanah milik Taman Nasional Gunung Halimun Salak, sehingga menyebabkan terjadinya beberapa kali terjadi Tanah longsor,” terangnya.
Agus menyebut, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun ada 9 KK dengan jumlah 21 jiwa yang terdampak.
“Yang terdampak ada 5 Rumah milik warga, 1 mushola dan 4 kandang kambing milik warga dengan jumlah 21 ekor kambing tertimbun matrial longsor,” ujarnya, Selasa (26/3/24).
Masih kata Agus, untuk sementara kerugian materil masih dilakukan pendataan sehingga belum bisa ditaksir jumlahnya. “Namun ada kebutuhan mendesak yang saat ini diperlukan diantaranya Tenda Pleton, Sembako/Bahan makanan, serta Pakaian Dewasa dan Anak,” ujarnya.
Lebih lanjut, Agus menyampaikan, saat ini material longsoran tanah masih belum bisa dilakukan evakuasi, dikarenakan masih terjadi longsor susulan. “Kami telah berkoordinasi dengan Forkopimcam dan Pemerintah Desa Cimaja, Pol PP kecamatan, Babinsa, Bhabimkamtibmas, Puskesmas Cikakak dan pihak Taman Nasional,” tandas Agus.
Sementara itu, seorang warga pemilik kambing yang enggan disebutkan namanya membenarkan, jika semua ternak peliharaannya jadi korban. “Kejadiannya sekitar jam 8, alhamdulilah saya selamat tapi yang kena musibah ini peliharaan saya, domba 21 ekor usianya sekitar 2-3 tahun semuanya tertimbun,” ucapnya.
Ia mengatakan, sebelumnya tidak mendengar suara gemuruh longsor, akan tetapi ketika keluar rumah memang melihat ada longsor. Ia pun berharap ingin di relokasi. “Terserah pemerintah, maunya sih pindah, takut ada susulan lagi, kalau tidak ada bantuan dari pemerintah terpaksa masih tinggal di sini,” katanya.