Pewarta: Rafli Hidayat
KAB.CIANJUR. FOKUSPRIANGAN.ID – Gempa bumi yang mengguncang Cianjur dengan kekuatan 5,6 magnitudo pada 21 November 2022 lalu, sudah satu tahun berjalan, namun sebanyak 1700 keluarga masih menetap di tempat pengungsian.
Sebanyak 1700 kepala keluarga yang berada di tenda pengungsian, terdiri di beberapa kecamatan, di antaranya kecamatan Cugenang sebagai kecamatan terbanyak pengungsinya, yang masih hidup di bawah naungan tenda biru.
“Setelah kita lakukan pengecekan pendataan ke setiap kecamatan, kurang lebih ada 1700 keluarga yang masih bertahan di pengungsian, dan itu termasuk di hunian sementara (huntara),”tutur kepala BPBD kabupaten Cianjur Asep Wijaya, Selasa (21/11/2023).
Menurut Asep warga yang masih berada di tenda pengungsian, mereka mendapatkan bantuan dari Dana Tunggu Hunian (DTH), sebesar 500 ribu rupiah setiap bulannya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan anggaran, bagi warga yang sewa rumah, total anggaranya mencapi 10 miliar, sedangkan baru tersalurkan 1 miliar, lebih jadi sebagian belum pada dapat,” ucapnya.
Bupati Cianjur Herman Suherman menjelaskan, bagi para warga yang masih tinggal di tenda pengungsian, maupun Huntara masih menunggu pembangunan tempat relokasi, maupun bantuan tahap empat.
Maka yang masih berada dalam tenda pengungsian, saya minta gunakan DTH yang 500 ribu, untuk sewa rumah atau ngontrak,” jelasnya.
Menurut Herman, bagi warga yang masih berada di tenda pengungsian, di ahir tahun sudah bisa pindah ke rumah yang baru atau tempat relokasi.
Sementara menurut Wisnu (40) warga Desa Cijedil yang masih tinggal di tenda pengungsian mengungkapkan, bahwa dirinya tinggal di tempat pengungsian bersama kedua anak dan istrinya.
Di saat siang hari saya tak kuat berada di bawah tenda, karena panas yang begitu menguap tapi kalau malam hari sangat lah dingin, jadi bagi saya mau gimana lagi, rumah tidak punya karena hilang dan tergerus longsoran tanah,” pungkasnya.