Pewarta: Rafli Hidayat
CIANJUR. FOKUSPRIANGAN.ID – CV Labora merupakan Aplikator yang bekerja sama dengan PT Guriang Manggung, sementara produk yang di terapkan untuk bangunanan RTG adalah produk Rumah Instan Sehat Kuat dan Aman (RIKSA), naungan PT GMP.
Hal tersebut di benarkan oleh humas PT GMP Aria S Pratama, menurutnya delapan rumah yang mangkrak di Desa Sukamahi kecamatan Sukaresmi kabupaten Cianjur, merupaakan produk GMP yang bernama Riksa.
“Jadi Riksa itu bukan PT, tapi produk PT, ada isu yang menyebutkan bahwa RTG tersebut di bangun oleh PT Riksa, itu salah, Riksa adalah produk dari PT GMP yang pelaksanaanya di sebut Aplikator,” tuturnya.
Menurut Aria, penyebab mangkraknya pembangunan RTG di Desa Sukamahi, adalah di akibatkan miskomunikasi antara Aplikator dengan masyarakat, itu pun penjelasan dari Aplikator.
Bahkan masih ada beberapa masarakat, yang belum menyetorkan uangnya dari hasil pencairan, adapaun penyebanya sehingga tertunda, krena laporan dari pada Aplikator tersebut.
“Pelaksana di lapangan menyebut bahwa uangnya belum full, sehingga di totalkan ada 41 juta lagi kekurangnya dari 7 unit tersebut,” ungkapnya.
Lanjut Ari, ada delapan RTG satu di antaranya tidak masuk dalam kategori rusak berat, maupun di pencairanya tahap tiga, karena baru akan di usulkan, karena akan di usulkan di tahap empat.
Karena di tahap tiga itu di kategorikan sedang, namun di lapangan nyatanya berat, akhirnya koordinasi dengan Aplikator dan langsung di bangunkan, namun pas di cek datanya tidak termasuk tahap tiga, tapi di tahap empat,” jelasnya.
Saat ini PT GMP sedang melakukan panggilan dan mengklarfikasi, serta mengintruksikan Aplikator agar segera melakukan pembangunan RTG yang mangkrak, target selesainya pembangunan tersebut 3 minggu, harus sudah terpasang dan finishing.
“Untuk target sebenarnya kalau kita bicara sekejul, pekerjaan dari pada penerapan Aplikator atau menggunakan produk Riksa, sebenarnya paling dua minggu, telatnya tiga minggu, itu semua sudah terpasang dan selesai finishing,” ucapnya.
Namun menurut Aria, pihaknya juga akan memikirkan apa kendalanya di lapangan, sehingga menjadi sebab dallam keterlambatan pembangunan, itukan yang di namakan keterlambatan, karena yang namanya akses di tambah lagi cuaca, maka kita pertimbangan kasih kelonggaran pada Aplikator,” pungkasnya.