PM GATRA Ngaguar tentang Kab. Garut Bagian dari Sejarah Limbangan dan Leluhur Budaya Bangsa

Fokus Jabar Seni dan Budaya Sosial

Pewarta : Aep Saepudin

KAB. GARUT. FOKUSPRIANGAN.ID – Bertempat di Sekretariat PM GATRA Jl. Raya Limbangan Garut Utara, pada hari Sabtu, 4 Febuari 2023 telah di langsungkan acara Ngaguar tentang Kabupaten Garut bagian dari Sejarah Limbangan dan sebagai Leluhur Budaya Bangsa Indonesia dengan menghadirkan Nara Sumber Ani Suhartini, S.Pd alias Nyai Tanggulung dari Departemen Pendidikan Seni, Sekolah Pasca sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.

Dalam pemaparannya Ani Suhartini selaku Budayawati Jawa Barat mengatakan bahwa
Masyarakat Limbangan, secara administratif menjadi bagian masyarakat Kabupaten Garut.

Penelitian ini berkenaan dengan Temuan Situs Budaya Limbangan dan pembelajarannya dengan fokus kajian pada (1) Jenisďżľjenis Situs Budaya Limbangan; (2) Keunikan-keunikannya; dan (3) Penyusunan untuk bahan ajar seni budaya SMP. Penelitian ini menggunakan metoda kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data lewat observasi, studi dokumen dan wawancara. Penelitian ini mengurai secara deskriptip sebagai temuan yakni bermacam situs budaya di seputar Gunung Sangiang berupa bangunan kuno, monolit, tempat pemujaan, makam dan berbagai perkakas batu bervariasi.” Ungkapnya.

“Keunikan dari masing-masing situs budaya Limbangan tampak dari bentuk, bahan baku dan tehnik pengerjaanya. Situs Limbangan dijadikan sebagai bahan ajar untuk siswa SMP kelas VII untuk
peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap apresiatif. Situs budaya Limbangan, makna dan ceritanya
merupakan budaya local yang harus dijunjung kelestarianya, kata kunci: situs budaya Limbangan, keunikan situs, bahan ajar seni budaya.” Cetusnya.

ABSTRACT Limbangan citizen are part of Garut Region. This research is related to find of Archaeological site culture in Limbangan and its learn focus to (1) kind of archaeological site in Limbangan, (2). Its unique, (3). Arranging art material of Junior High School. This research used descriptive qualitative method with a technique collect data, by using observation, document study, and interview. The result of research is found many kind of archaeological. Tandasnya.

Sites in Gunung Sangiang surrounded such as ancient building, monolit, place of sacrifice, grave, and variety of
tools made by stone. Its unique from each Limbangan archaeological site culture can be seen from form, material
for producing, and the technique how to do. Archeological site Limbangan culture can be made material for students of Junior High School VII grade, to increase knowledge, skill that can be improve appreciation attitude. Mean and story of Archeological site Limbangan culture is a local culture that must be hold in high esteem of preservation. Key words: archeological site Limbangan culture, its unique, art material. Ucap Nyai Tanggulung penuh semangat.

Selanjutnya Ani Suhartini mengungkapkan tentang Pendahuluan Legenda merupakan salah satu warisan Limbangan merupakan salah satu daerah yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat yang subur dan memiliki kekayaan alam yang melimpah. Limbangan merupakan wilayah yang memiliki sejarah tersendiri karena peninggalan-peninggalan dari zaman prasejarah hingga sekarang.

Fenomena lingkungan alam yang ada di wilayah Limbangan hasil temuan kini menjadi daya tarik bagi sebagian ahli arkeologi untuk melakukan penelusuran dan penelitian mengenai kemungkinan hal itu sebagai peninggalan-peninggalan sejarah budaya.

Berbagai situs dan artefak yang ada diduga memiliki kaitan dengan gambaran kehidupan manusia di zaman prasejarah. Tepatnya artefak-artefak menjadi bukti adanya kehidupan manusia ketika zaman masa berburu yang bertempat tinggal saat itu di gua-gua.

Penulis sebagai bagian dari masyarakat
Limbangan sangat tertarik untuk melakukan penelitian berkenaan dengan fenomena yang diduga peninggalan sejarah budaya masyarakat Limbangan khususnya, dan masyarakat Garut Umumnya.” Imbuhnya.

Lebih lanjut di tuturkan Nyai Tanggulung tentang Deskripsi Fisik Naskah berbahan daluang berukuran 21 cm x 27 cm, hanya terdiri dari 1 lembar (2 halaman), dan merupakan lembar yang terpisah dari induknya. Naskah dalam kondisi rapuh dan berlubang. Teks ditulis menggunakan huruf Arab & Pegon, sedangkan bahasa yang digunakan yaitu Arab dan Jawa.” Ungkapnya.

Di akhir Narasinya, Ani Suhartini menjelaskan bahwa Gambaran Isi Teks
Teks tidak utuh, dibuka dengan pengantar berbahasa Jawa mengenai amalan-amalan agar mendapatkan pertolongan dari wali qutub. Teks dilanjutkan dengan bacaan niat sholat sunah Muharam. Berikut ini merupakan cuplikan teks:

“ing pitulunge … isun kang ananding ing billahi maka endah ing pitulunge wali qutub kang sewu iki kalawan rarabi (?) shadaqah kalawan aweh salam kewala (?) atur salam rarabi shadaqah kalawan papanganan lan apa hajate karna wali qutub kang pitulung perkara iki. Malekat tutur fi aulihi aweh salam sarta maca maring qiblat assalamu’alaikum ya arwah auliyallah qutub syekh
Allah Al Fatehah. Lirihnya.

“ing bumi langit sarta saksi napine kalih niyate. Ushalli sunatat tha’at tahiyyat muharramatis samwatis sab’a wa la radhi. Arba’a raka’atil lillahi ta’ala. Allahu akbar. Ushalli sunatat tha’at tahiyyat muharramatis syamsi wal qamari wan nujumi raka’atil lillahi ta’ala. Allahu Akbar.” Pungkasnya.