Pewarta : Julius Usman
KAB.GARUT. FOKUSPRIANGAN.ID – Mendekati datangnya tahun baru 2023, hampir setiap orang berkeinginan untuk mengadakan acara malam tahun baruan bersama keluarga atau kalau yang sedang pacaran ingin menghabiskan pergantian malam tahun barunya bersama kekasihnya.
Sehingga tidak tersadarkan bahwa mereka itu bukan muhrim, malah asyik berduaan di tempat tertentu dan melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh orang yang sedang berpacaran.” Demikian disampaikan Ustadz. Aep Saepudin, S.Ag pada acara pengajian rutin Pimpinan Cabang Muhammdiyah Cibatu, Ahad, 25 Des 2022 di Masjid Al-Anshor Kp. Pangsor Desa Cibunar Kec Cibatu Kab. Garut. Minggu (25/12/22).
Selanjutnya di tuturkan Aep Saepudin yang juga menjabat sebagai Ketua MPC FAHMI TAMAMI Garut, ada beberapa hal yang harus di lakukan oleh seorang muslim/muslimah dalam menyambut tahun baru yaitu :
1. Mengevaluasi diri sampai sejauh mana pengabdian dan ibadah kita kepada Allah SWT karena sesungguhnya tugas manusia di ciptakan oleh Allah ke alam dunia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT, sebagai mana firmannya, “Wama Khalaqtul Zinna Wal In Sya Illa Liya’budun”. Ucapnya penuh semangat.
2. Memperbanyak istighfar dan segera bertaubat jika melakukan kesalahan baik yang di sengaja maupun tidak di sengaja.
3. Memperbanyak kebaikan dan amal shaleh sebagai bekal kehidupan di akhirat nanti karena sesungguhnya jika manusia mati ada 3 amalan yang akan menolongnya yaitu shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shaleh yang senantiasa mendo’akan kepada kedua orang tuanya.
4. Sadari dengan bertambahnya tahun baru, secara matematika mungkin bertambah tahun tapi secara qudrati bahwa jatah umur kita di dunia berkurang.” Ungkapnya.
Di akhir thausiyahnya Aep Saepudin yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Forum Aliansi Guru dan Karyawan (FAGAR) Kec. Cibatu, dengan banyaknya musibah dan bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini, kita harus tahu akar permasalahan/penyebab terjadinya musibah (gempa bumi, longsor, banjir, angin puting beliung, tsunami, gunung meletus, kereta api anjlok, tenggelamnya kapal laut, jatuhnya pesawat terbang dan musibah lainnya) karena :
1. Banyaknya kemaksiatan dan kedzaliman yang terjadi di negara Indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Banyaknya para pemimpin yang tidak menjadi panutan bahkan melakukan perbuatan dosa, kemaksiatan dan kedzaliman.
3. Diamnya orang shaleh, alim ulama, kiayi, ustadz dalam melihat kemungkaran dan kemaksiatan padahal hadits nabi telah menjelaskan, “apabila melihat suatu kemungkaran, kemaksiatan, kedzaliman maka rubahlah dengan tangannya, apabila tidak sanggup berkata dengan lisan/dakwah amar makruf nahi mungkar, apabila tidak sanggup lagi, maka hendaklah benci dalam hatinya, itulah selemah-lemahnya iman.” Pungkasnya.