Pewarta: Ayi
KAB.GARUT. FOKUSPRIANGAN.ID – Upacara peringatan Hari Ibu Tahun 2022 di Kecamatan Cibatu, digelar di halaman kantor kecamatan, Kamis (22/12/22).
Camat Cibatu Drs.Sardiman Tanjung, bertindak selaku Inspektur Upacara, sementara yang bertindak sebagai ajudan Irup Lia Aliqarti istri Kepala Desa karyamukti, Komandan upacara oleh Ceu Edoh dari Team TP-PKK kecamatan, pembacaan teks Pancasila dibacakan oleh Indri sebagai ketua TP-PKK Desa Padasuka, Pembacaan UUD 45 oleh Fika Team TP-PKK kecamatan, pembacaan Do’a oleh Siri Saebah, serta pembacaan sejarah singkat hari ibu di bacakan oleh pipih selaku ketua TP-PKK desa Cibatu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, peringatan Hari Ibu tahun 2022 tingkat Kecamatan Cibatu bertemakan ‘Perempuan berdaya, Indonesia maju, Semangat para pemimpin perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri’.
Dalam sambutannya Camat Cibatu Drs.Sardiman Tanjung menyampaikan dengan penuh semangat serta sangat menjungjung tinggi nilai-nilai perempuan terlebih dalam peringatan hari ke 94, Sardiman Tanjung, merasa bangga dengan di dampingngi oleh Ketua PKK Kecamatan Cibatu dan 11 ibu Ketua TP PKK Desa se Kecamatan Cibatu. “Yang sangat kami hormati. ibu-ibu yang punya hajat pada hari ini Alhamdulillah bisa hadir di halaman Kantor Kecamatan Cibatu, serta masyarakat Cibatu,” kata Sardiman.
Ia mengungkapkan dalam rangkaian memperingati hari Ibu, seluruh rangkaian kegiatan dibacakan oleh ibu pengatur acara ini karena selain hal teknis tidak membacakan sambutan ibu menteri. “Tapi bukan berarti mengurangi hormatan saya kepada Ida Bagus ibu menteri Pemberdayaan Perempuan, kehadiran kita di pagi hari yang cerah ini sebagaimana tadi sudah dibacakan oleh ibu ketua tim penggerak PKK Desa Cibatu dalam narasi hikmah dari pada kegiatan hari ini,” ucapnya.
Menurut Sardiman, hari ibu yang diawali pergerakan gerakannya mulai pada 28 Oktober kemudian terakhir berubah menjadi apa kewajiban sesuai dengan kongres pada tahun 1959 sebagai wadah daripada wanita pejuang Indonesia tapi ada satu hal yang kita lupakan? bahwa di bumi Nusantara ini perempuan tidak mengawali pergerakannya setelah tahun 1928 ke sini jauh ratusan tahun.
Sebelumnya, ucap Sardiman, di negara ini sebelum Indonesia. seperti hari ini wanita-wanita di nusantara sudah memperlihatkan eksistensi. “Ada yang sebagai panglima Angkatan Bersenjata kesultanan Aceh dalam sejarah Negara mulai abad pertengahan di Eropa sekalipun adalah wanita pertama yang menjadi panglima perang kerajaan sebuah negara di dunia catatan sejarahnya diberi main HP Beliau juga mencatatkan sejarah yang telah membunuh dalam perang adu tanding satu lawan satu laksamana Cornelis de Houtman,” paparnya.
Sementara itu, Armada dari Nederland yang bermarkas di Kesultanan Banten tepatnya di Banten Sunda Kelapa dan terbunuh di tangan seorang perempuan Indonesia, ia seorang perempuan nusantara dari Aceh Darussalam.
Selanjutnya, ujar Sardiman, pergerakan pergerakan perempuan di nusantara ini di kabupaten Agam Bukit Tinggi seorang satuan atau di bawah nama ibu Hj.Hida Marfuah.
Dunia Islam bahkan mengawali sebelum adanya Universitas Al-Azhar membuka kelas khusus untuk perempuan beliau merintis perguruan Tsanawiyah di Bukit tinggi Agam Sumatera Barat. yang membagi dan memisahkan kelas laki-laki dan perempuan. “Beliau lah jauh dari sekolah kepandaian Putri yang pernah eksis puluhan tahun yang lalu,” katanya.
Raden Ajeng Kartini Jauh sebelum Sumpah Pemuda juga beliau termasuk tokoh perempuan yang mempelopori kaum perempuan pada saat itu tanah bumi Pasundan.
Sementara di kabupaten Bandung, ucap Sardiman, dikenal Ibu Raden Dewi Sartika juga pelopor kaum untuk mencerdaskan kaum perempuan.”Sebelum Raden Ajeng Kartini dan Dewi Sartika etis ternyata Alhamdulillah harus lebih yaitu dengan ibu kita ibu Ayu Raden Ayu Lasminingrat yang membuka sekolah kepandaian Putri,” paparnya.