Nama Jampang Jauh Lebih Tua Dari Sukabumi

FOKUS SUKABUMI Sosial

Caption : Peta Jampang dan Sanghiyang Borosngora

Pewarta : Eka Lesmana

SUKABUMI. FOKUSPRIANGAN.ID – Mengupas sejarah wilayah Pajampangan (Sukabumi dan Cianjur Selatan) Jawa Barat sangatlah panjang. Bahkan nama Pajampangan jauh lebih tua ketimbang nama Sukabumi.

Dilansir dari laman Wikipedia, menurut versi Sejarah Cianjur Sanghyang Borosngora dikenal diTanah Jampang  sebagai Prabu Jampang Manggung yang memiliki beberapa nama.

Pertama Syeikh Dalem Haji Sepuh, Syeikh Haji Mulya, Syeikh Haji Sholeh, dan Syeikh Aulia Mantili.

Nama aslinya adalah Pangeran Sanghyang Borosngora. Ia merupakan putera kedua dari Adipati Singacala (Panjalu) yang bernama Prabu Cakradewa.

Prabu Cakradewa sendiri adalah putera Sedang Larang, dan Sedang Larang adalah putera dari Ratu Prapa Selawati. Sanghyang Borosngora adalah putera Prabu Cakradewa dari permaisuri yang bernama Ratu Sari Permanadewi.

Ratu Sari Permanadewi adalah putera keenam dari Adipati Wanaperi Sang Aria Kikis.

Pada hitungan windu pertama, Sanghyang Borosngora melakukan perjalanan kunjungan ke tanah leluhurnya.

Di antaranya di Karantenan Gunung Sawal, nagari Sancang, Parakan Tilu, Kandangwesi, Gunung Wayang, Gunung Kendan (Galuh Wiwitan), Dayeuhkolot (Sagalaherang), dan nagari Wanayasa Razamantri.

Lalu Bayabang (menemui Kyai Nagasasra), Paringgalaya (sekarang sudah terbenam oleh Waduk Jatiluhur) dan kemudian kembali ke Gunung Wayang. Pada windu kedua ia berangkat ke beberapa tempat di Jampang Wetan, Gunung Patuha, Gunung Pucung Pugur, Pasir Bentang, Gunung Masigit, Pager Ruyung, Pagelarang, dan Jampang  Tengah.

Kemudian di Curug Supit, Cihonje, Teluk Ratu, Gunung Sunda, Cipanegah, Cicatih kemudian mengunjungi Salaka Domas di Sela Kancana, Cipanengah, Cimandiri.

Windu ketiga Sanghyang Borosngora pergi ke Jampang mendirikan padepokan di Hulu Sungai Cikaso, bernama Taman Mayang Sari (kuta jero), Jampang  Kulon.

Di tempat ini ia dikenal dengan nama Haji Soleh dan Haji Mulya. Setelah itu ia kembali ke Cipanengah, Gunung Rompang, di tempat ini ia dikenal sebagai Syeikh Haji Dalem Sepuh. Sanghyang Borosngora menikahi seorang gadis yatim, cucu angkat Kanjeng Kiai Cinta Linuwih di Gunung Wayang.

Gadis yatim ini adalah turunan langsung Senapati Amuk Murugul Sura Wijaya, Mantri Agung Mareja, wakil Sri Maharaja Pajajaran untuk wilayah Cirebon Girang dan Tengah.

Pada windu ketiga, ia memiliki dua orang putra yaitu Hariang Sancang Kuning dan Pangeran Hariang Kancana.

Sanghyang Borosngora hidup sampai usia lanjut, ia wafat setelah dari Gunung Rompang serta dimakamkan di suatu tempat di tepi sungai Cileuleuy, Kp Langkob, Desa Ciambar, Kecamatan Nagrak, Sukabumi. Putra cikalnya yaitu Hariang Sancang Kuning melakukan napak tilas perjalanan mendiang ayahnya ke Pajajaran Girang dan Tengah.

Diambil : Dari Berbagai Sumber