Pasca Proses Pencarian Korban Gempa Cianjur Dihentikan. Seorang Anak Inginkan Jasadnya Ayahnya Ditemukan

Fokus Cianjur Sosial

Pewarta: Rafli Hidayat

CIANJUR. FOKUSPRIANGAN.ID – Tujuh belas hari sudah, gempa yang berkekuatan 5,6 magnitudo menggoyang Cianjur. Kini gempa tersebut meninggalkan luka disetiap warga yang terdampak gempa.

Begitupun yang dirasakan salah seorang anak yang rindukan ayahnya, yang diduga tertimbun tanah, saat gempa mengguncang Cianjur, Senin (21/11/22) yang lalu.

Setelah dihentikannya pencarian korban tertimbun tanah di Palalangon Cugenang, kini keluarga korban tak kuasa menahan kesedihan, lantaran salah satu korban yang bernama Ustadz Acep (72) asal Kampung Balakang Desa Sindangjaya Kecamatan Cipanas Cianjur, hingga saat ini belum juga di temukan jasadnya.
Suasana pilu kini membelenggu keluarga Ustadz Acep, rasa sedih dan pilu akibat kehilangan seorang ayah, kini istri dan 4 anak korban tak kuasa menahan haru, berharap pencarian terus dilanjutkan dengan harapan bisa melihat jasad ayahnya sebagai orang yang di sayanginya. “Kita selaku keluarga berharap ingin melihat langsung jasad seorang ayah, dan ingin pencarian terus dilanjutkan, sebab hingga saat ini sudah berupaya mencari tahu, namun sayang belum juga mendapatkan imformasi apapun,” ujar putri sulung korban yang bernama Imas (47) di dampingi ibu kandung Aisyah (60) di kediamanya, Rabu (7/12/22).

Pihak keluarga sangat mengenal sosok pria yang bernama E.D Hutomi, selain taat beribadah ia pun sosok pria yang tangguh, Gelar ustadz yang di sematkan karena sering berceramah. Di usia yang sudah senja, Ustadz Acep tak pernah mengeluh dengan aktifitas kesehariannya.
“Ayah berangkat dengan menggunakan sepeda motor sendirian, karena penglihatan ayah masih normal, kepergian ayah pada saat itu, karena ayah akan memberikan tausyah di Kampung Kedung Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang, namun sayang takdir berkata lain, sehingga mungkin ayah tertimbun lumpur, kami berharap bisa melihat kondisi ayah terakhir apapun keadaannya,” ucap salah seorang anaknya.

Seperti yang di kabarkan sebelumnya oleh kepala BASARNAS Jumaril, bahwa pencarian delapan orang korban hilang secara masif oleh tim SAR resmi di hentikan hari Selasa (6/12/22), yang disampaikanya dalam confrence pers, namun pencarian akan terus dilakukan sampai masa tanggap darurat 20 Desember, dengan merubah metode secara pasif. “Dari mulai besok kita akan mengandalkan alat berat, artinya tim SAR yang ada hanya melakukan standby di lokasi, untuk mengawasi dan mengarahkan kinerja alat berat, dan untuk personil BASARNAS akan ada pengurangan, namun semuanya akan di dukung TNI, Polri, dan Relawan dalam pencarian, dan apabila ada temuan langsung kita evakuasi, namun hanya tim BASARNAS kita sisakan,” tandasnya.