Warga Perbatasan Sukabumi Korban Terdampak Gempa Cianjur Keluhkan Minim Dapat Bantuan Logistik

FOKUS SUKABUMI Sosial

Pewarta: M Fajar Giasa

SUKABUMI. FOKUSPRIANGAN.ID – Pasca gempa Cianjur yang berkekuatan 5,6 Magnitudo pada Senin (21/11/22) lalu, menyisakan luka dan derita yang mendalam bagi para warga korban terdampak gempa.
Gempa saat itu, dampak nya tidak hanya di wilayah Cianjur saja, tetapi di wilayah Sukabumi pun banyak banyak warga yang terdampak.

Sementara bantuan logistik dan lainnya pun minim ke Korban gempa Cianjur yang berada di wilayah perbatasan Sukabumi. Seperti di Kampung Gedurahayu, RW. 10, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi kekurangan logistik. 
Sementara itu, data inventaris yang mengungsi di wilayah RW.10, terdapat ratusan pengungsi terdiri dari empat 5 RT mulai dari RT. 40, 41, 42, 44, dan 45.

Ketua RW.10 , Asep Supriadi mengatakan, ada 354 kepala keluarga terdiri dari 856  orang yang mengungsi dampak akibat gempa bumi yang titiknya 14 Kilometer dari titik koordinat gempa bumi 5,6 Magnitudo Senin (21/11/22) lalu.

Bahkan makanan di Posko logistik yang berada di pengungsian, kadang tersedia kadang tidak ada. “Ya begitu bantuan ada tapi masih minim lah, kalau ada tersedia kita salurkan. Kalau tidak ada ya masyarakat pengungsi makan seadanya,” ujarnya, saat ditemui di Posko logistik, Selasa (29/11/22).
 
Sementara itu untuk kebutuhan pakaian kata Asep, masih aman. Namun yang sangat dibutuhkan untuk makan sehari-hari warga. “Termasuk di sini banyak ibu hamil dan anak-anak bayi, seperti popok, susu dan makanan ringan,” ucapnya.

Asep menuturkan, ratusan pengungsi di RW 10, ini tidak semuanya ambruk.
Namun hampir 70 persen dari 354 KK mengalami kerusakan akibat gempa dan gempa susulan. “Pengungsi ini, tidak semuanya ambruk tapi rumahnya yang mengalami kerusakan dibagian dinding-dinding rumahnya,” kata Asep.

Apalagi, lanjutnya, gempa susulan sepekan ini terus terjadi dan dirasakan warga meski sekalanya kecil. Jadi malam itu semua warga tidur di tenda. 
“Kalau siang sebagian beraktivitas di rumah untuk masak dan nyuci. Kalau malam balik ke tenda, khawatir gempa terus terjadi,” tandasnya.