H. Ismail Satriyanto: Muhammadiyah Menjadi Anggota Special Consultans PBB

Fokus Jabar Pendidikan Sosial

Pewarta : Aep Saepudin

KAB.GARUT. FOKUSPRIANGAN.ID – Dalam rangka memberikan motivasi kepada para siswa, orang tua dan para guru SMA Almadinah Cibatu, pada hari Senin, (28/11/2022) menggelar evaluasi kegiatan belajar mengajar sekaligus pendalaman materi tentang ke Muhammadiyahan oleh Drs. H. Ismail Satriyanto, M.Si.

Dalam presentasinya Ketua Majelis Ekonomi PWM Provinsi Jawa Barat Drs. H. Ismail Satriyanto, M.Si., mengatakan, bahwa Muhammdiyah itu sangat besar, sudah berdiri di 28 Negara di Dunia, seperti Amerika, Australia, Arab Saudi, Singapura, Malaysia dan seterusnya.”Ujarnya.

Selanjutnya di tuturkan oleh Ketua Saudagar Muhammadiyah Jawa Barat, Muhammadiyah juga sebagai organisasi terbesar dan terkaya dan sangat di sukai oleh negara dan rakyatnya karena telah memberikan kemajuan dan mencerahkan bagi setiap anggotanya.” Ucapnya.

“Alhamdulilah Muhammadiyah juga sudah resmi menjadi anggota PBB pada tgl 1 Agustus 2011 dan statusnya sebagai Special Consultans, juga sebagai Dewan Pengarah AG UNICERF mewakili dari Asia.”Katanya.

Muhammadiyah sudah lebih dari 110 tahun berkiprah sebagai gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, telah banyak di bangun lembaga pendidikan mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, MA dan Perguruan Tinggi serta telah berdiri pula beberapa Rumah Sakit Muhammadiyah, Poliklinik, Pondok Pesantren dan Panti sosial.” Tandasnya.

Salahsatu tokoh Muhammadiyah yaitu Prof. Din Syamsuddin, Alhamdulilah di percaya menjadi salahsatu anggota United Nations/ Jaringan solusi pembangunan berkelanjutan di tingkat Internasional.”Cetusnya.

Di akhir pemaparannya, Ia menjelaskan tentang kunci keberhasilan Muhammadiyah karena kecerdasan dalam membangun politik praktis yang diwakili oleh para tokohnya, banyak kader Muhammadiyah yang aktif di Partai Politik tapi sekali-kali jangan membawa Muhammadiyah kedalam politik praktis.” Imbuhnya.

Muhammadiyah adalah organisasi Kader yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadits, Aktivis Muhammadiyah harus mampu menjadi Kader Organisasi, Kader Umat dan Kader Bangsa sesuai profesi dan keahliannya masing-masing.”Pungkasnya.