Wali Kota Menghadiri dan Membuka Konferensi Kerja ke-2 PGRI Kota Tasik

Fokus Kota Tasik Pemerintahan Sosial

Pewarta : H Amir

KOTA TASIK, FOKUSPRIANGAN. ID – Mengambil tema ” Bersama PGRI Kota Tasikmalaya Masagi Mendukung Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh Melalui Implementasi Kurikulum Merdeka”,Wali Kota Tasikmalaya Drs H Muhammad Yusuf menghadiri sekaligus membuka Konferensi Kerja Ke-2 gelaran PGRI Kota Tasikmalaya di Rumah Makan Sambal Hejo, Jalan Letjen Mashudi, Kamis (10/11/22)

Wali Kota Tasikmalaya Drs H Muhammad Yusuf mengatakan atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Tasikmalaya menyambut baik dengan dilaksanakannya Konferensi Kerja Ke-2 PGRI Kota Tasikmalaya tahun 2022 ini.

Mudah-mudahan melalui konferensi kerja ini nantinya dapat menghasilkan sinergitas dan keselarasan program kerja PGRI Kota Tasikmalaya dengan arah kebijakan pembangunan pendidikan Pemerintah Daerah sebagai acuan dan evaluasi organisasi.

Sejatinya Konferensi kerja PGRI ini merupakan kesempatan yang baik bagi seluruh pengurus dan anggota PGRI Kota Tasikmalaya untuk melakukan evaluasi kegiatan organisasi yang sudah dilakukan selama ini.

Suksesnya pembangunan pendidikan di Kota Tasikmalaya tidak terlepas dari kerja keras PGRI yang berjuang dengan gigih, bahu membahu demi kejayaan dan kemajuan Negeri yang kita cintai ini.

Dalm memasuki era revolusi industri 4.0 khususnya dunia pendidikan, pihak sekolah, Guru dan siswa hidup dalam dunia digital yang serba maju. Dalam kaitan ini, keberadaan dan peran Guru menjadi amat penting, terlebih dalam upaya mewujudkan para siswa yang melek pada literasi digital.

Bagi sekolah dan guru, jangan salah memanfaatkan teknologi yang tersedia, namun yang tidak kalah penting adalah values atau nilai soft skills empati kolaborasi yang mendasari anak didik kita sebagai bekal kehidupan mereka ke depannya.

Seorang Guru dituntut untuk dapat membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia, bermiral, beretika serta berbudaya.

“Mensiasati hal itu, Guru di era digital tidak saja sebagai sumber pengetahuan belaka, tidak boleh hanya berhenti sebagai agen dari transfer of knowledge namun juga sebagai agen transfer of value, dimana nilai-nilai karakter serta moral dapat ditularkan dan di internalisasikan kepada diri peserta didik, “pungkasnya.