Pewarta : Aep Saepudin
KAB.GARUT. JABAR. FOKUSPRIANGAN.ID –
Inti dari Muktamar Muhammdiyah adalah bagaimana menghasilkan kepemimpinan yang memiliki visi kepemimpinan yang jelas. Pemimpin Muhammadiyah mesti paham dan jelas, kemana Muhammadiyah 5 tahun ke depan akan di bawa yang di implementasikan dalam bentuk program kerja. Visi kepemimpinan dan program kerja ini kemudian diturunkan pada kepemimpinan di tingkat berikutnya, seperti pimpinan wilayah, daerah, cabang, sampai ditingkat ranting. Demikian disampaikan Prof. DR. Yadi Jannuwari, MA di ruangan Rektor STAIDA Muhammdiyah Garut, Selasa, (11/10/22).
Ketika diminta pendapatnya tentang Sikap Politik Muhammadiyah menjelang Pilpres 2024, Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini menjelaskan, bahwa Muhammadiyah harus menggunakan “politik adi luhung” atau High Politics. Muhammadiyah tidak boleh masuk pada aktivitas politik praktis, seperti mengusung calon presiden dan wakil presiden. Aspirasi politik Muhammadiyah tidak boleh dinyatakan sendiri tetapi mesti disalurkan melalui saluran politik yang legal, misalnya disalurkan melalui partai politik yang memiliki kesamaan visi dengan Muhammadiyah.
“Muhammadiyah harus menggunakan Politik tingkat tinggi, jangan masuk ke Politik Praktis, nanti khawatir Muhammadiyah akan bergeser dari Ormas ke Partai Politik”. Cetusnya penuh diplomasi.
Tentang figur calon Ketum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Yadi Janwari, MA, siapapun calonya harus merupakan kader Muhammadiyah terbaik, sehingga kedepan Muhammdiyah harus bisa memberikan andil untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Pemimpin Muhammdiyah ke depan dalam menyampaikan kritikannya harus santun dan tepat sasaran, maksudnya tidak vulgar dan terdengar oleh umum, tapi kritikannya di sampaikan pada waktu dan tempat yang pas sehingga bisa di dengar langsung oleh pengambil kebijakan di negara Indonesia sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.” Imbuhnya penuh bijaksana.