H. Ismail Satriyanto, “Kenaikan BBM salahsatu bentuk Pemerasan Politik

Fokus Jabar Sosial

Pewarta : Aep Saepudin

GARUT. (JABAR) FOKUSPRIANGAN.ID
Dalam pandangan orang politik bahwa memandang sesuatu harus berdasarkan analisa yang menghasilkan opini yang akan dilemparkan ke publik dan menjadi opini publik, maka pernyataannya itu bisa benar dan bisa juga salah. Demikian di sampaikan Drs. H. Ismail Satriyanto, M.Si pada saat memberikan materi di hadapan para pelaku UKM, Kamis, (8/9/2022) di Rm. Raja Sate Jl. Otista Desa Pasawahan Tanjung Kec. Tarogong Kaler Kab. Garut.

Selanjutnya dituturkan Bung Ismail Satriyanto yang juga menjabat sebagai Direktur Loundry Qucuci, “Bagi pengambil kebijakan atau yang berkuasa, setiap keputusan selalu dihitung keuntungan dan kerugian yang akan terjadi. Dan jika ada kerugian selalu dihitung bagaimana narasi yang harus dibuat untuk selalu menguntungkan kekuasaan.”. Ungkapnya.

“Bagi saya, kenaikan harga BBM adalah mengandung beberapa analisa sudut pandang yaitu :

Pertama politik Pemerasan, Kami memandang bahwa Pemerintah berlomba dengan waktu untuk menyelesaikan Ibu Kota Baru di Kalimantan, butuh duit karena hubungannya dengan investor asing dan kepercayaan publik.

Maka satu satunya menghilangkan subsidi bagi rakyat yang seharusnya rakyat terima, dan menaikan fasilitas-fasilitas kepentingan rakyat yang seharusnya rakyat terima dimana rakyat wajib membayar lebih, ini disebut Pemerintah berbisnis dengan rakyatnya sendiri atau rakyat diperas habis habisan untuk bisa menyelesaikan Ibu Kota Baru. Ucapnya penuh diplomasi.

Kedua: Politik binatang sirkus. Kami memandang bahwa Kenaikan harga listrik,
Kenaikan jalan tol Kenaikan harga BBM, kenapa harga adalah berdampak kepada kemiskinan ummat yang luar biasa dan bertambahnya orang miskin baru.”Tegasnya.

Lebih lanjut di katakan mantan Pengawas SLTP di Disdik Garut, “Kemiskinan ini adalah memang bisa jadi disengaja sebagai suatu strategi dengan cara :

1) banyaknya Kemiskinan, akan banyak ummat yang akan menjual aqidahnya hanya untuk sesuap nasi. Dan ini berdampak akan pindah ideologi dari ideologi ketuhanan kepada ideologi berhala.

2. Uang yang terkumpul dari hasil bisnis dengan rakyat atau hasil memeras rakyat bisa dipakai yaitu :

a). Untuk menaikan gajih Anggota Dewan, ini untuk menjadikan Anggota dewan menjadi tidak peka terhadap hati nurani rakyat.

b). Dipakai untuk membangun Ibu Kota Baru untuk membayar biaya kampanye masa lalu.

c). Sebagian kecil dikembalikan kepada rakyat miskin yang sedang kelaparan untuk membeli suara melangsungkan kekuasaan, dengan Kemiskinan yang luar biasa rakyat akan kehilangan nalarnya, hanya diberi sedikit akan bersorak girang persis seperti ikan lapar diberi makan, atau gajah sirkus jika nurut diberi makan.”. Pungkasnya.