H. Idrus Sang Legenda Laksa Sukabumi Rasa Istimewa Dalam Sajian Yang Sederhana

FOKUS SUKABUMI Sosial

Pewarta: Eka Lesmana

SUKABUMI. FOKUSPRIANGAN.ID – Siapa yang tak kenal dengan Laksa, makanan berkuah satu ini, merupakan kuliner berbahan mi yang dilengkapi dengan bumbu. Hidangan ini dalam sejarahnya merupakan makanan khas Tionghoa dan Melayu.

Belakangan laksa mulai berkembang di Indonesia dan dikenal sebagai makanan khas daerah seperti Bogor dan Jakarta. Selain di daerah itu, ada pula laksa legendaris yang dikenal di Sukabumi, yaitu Laksa Pak Idrus.

Sang legenda H Idrus mengaku sudah berjualan Laksa sejak Tahun 1959. Ketika itu dia meneruskan usaha ayahnya dan menjajakan Laksa dengan cara keliling. Sampai kini, ia berjualan bersama istri yang setia menemaninya. “Bapak berjualan laksa mulai pukul 10.00 sampai 16.00 WIB Alhamdulilah ramai oleh pelanggan yang datang. Terkadang jualannya habis sebelum waktunya tutup, ” ujarnya, kepada FokusPriangan.id, Minggu (4/9/22).

Meski ia dibantu bersama istrinya seringkali tidak mampu memenuhi permintaan pelanggan yang terlampau banyak karena keterbatasan tenaga.
Pak Idrus kini usianya sudah sekitar 75 tahun, namun masih terlihat telaten melayani para pelanggan laksa setianya
“Banyak juga orang yang menyebutnya Laksa Pemuda karena lokasinya berjualan di pinggir Jalan Pemuda Nomor 1 atau di seberang Kantor Kecamatan Citamiang, Sukabumi, Jawa Barat,” ucapnya.

Tempatnya berjualan tidak memiliki nama, pelanggannya memberikan julukan sendiri. Yang membuat Laksa H Idrus berbeda dengan laksa lain karena ada oncomnya. Selain oncom, ada ketupat, tahu kuning, bihun dan tauge disajikan dalam kuah kuning laksa yang khas.

Ditambah lagi di atasnya kerupuk dan bawang goreng. Beragam bahan ini menjadikan rasa laksa legit dan gurih. Apalagi ditambah dengan pulennya ketupat dan lembutnya tahu kuning. Selain itu wanginya kemangi semakin menyempurnakan sajian laksa.

Soal harga sangat bersahabat tak perlu merogoh kocek terlalu dalam Pak Idrus menjual seharga Rp 7000 -.15.000 per porsi. Harga yang murah dibandingkan dengan rasanya yang lezat.

Selain rasa laksanya yang lezat, keramahan Pak Idrus dalam melayani pelanggannya menjadi salah satu alasan dagangannya ramai oleh pelanggan. Ia bersama istrinya tidak pernah luput untuk selalu tersenyum dan berucap ramah ketika melayani pelanggannya. Belum lagi hidangan yang lezat tidak saja karena olahan bumbunya yang tepat, tetapi juga dia memasaknya dengan sepenuh hati.

Ia bersama istri hanya berbekal sepasang keranjang pikul dan satu meja yang digelar di trotoar Jalan Pemuda I. Setelah berjualan sekian puluh tahun lamanya. “Bukannya tidak mau membeli perlengkapan berjualan, tetapi karena kesedehanaan sudah melekat dalam laksa yang dijualnya. Apabila tempatnya berjualan mewah atau berpindah, ia khawatir pelanggan akan meninggalkannya karena tidak khas lagi,” pungkasnya.