KAB. CIANJUR. FOKUSPRIANGAN.ID – Kabar yang mencuat seorang nenek tinggal satu atap dengan kandang domba membuat pihak pemerintah Desa Cikidangbayabang, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat membuka selebar-lebarnya bagi siapapun dermawan untuk membantu keluarga Nenek Kokom (70).
Kepala Desa Cikidangbayabang Jaenal Arifin mengatakan, berkaitan dengan keadaan dan kondisi nenek tersebut ia menyampaikan awalnya nenek tersebut berasal dari Desa Bobojong sehubungan dengan aksi pembakaran oleh anaknya, akhirnya dia pindah ke wilayah Desa Cikidangbayabang.
“Rumah bilik di depannya itu sekaligus ada kandang domba karena sudah menjadi kegiatan sehari-hari akhirnya tak bisa dipisahkan dengan kandang domba tersebut,” ujar Jaenal ditemui, Rabu (4/8/2021) di Desa Cikidangbayabang.
Kepala desa bersyukur, anak sang nenek, yang bernama Usman (30), sudah normal dan sudah bisa berkomunikasi seperti biasa.
“Sebelumnya setelah aksi pembakaran rumah, kami turun ke lapangan bersama muspika dan Puskesmas Kademangan. Sang anak sempat diantarkan ke RS Jiwa Cimahi, dua Minggu di sana sampai normal,” katanya.
Ia mengatakan, untuk kondisi rumah nenek Kokom pemerintah desa prihatin dengan kondisi saat ini, namun pihak desa bukan membiarkan dan tak berinisiatif membangun tapi karena di wilayah desanya tak hanya satu rumah tak layak huni. Apalagi saat ini dana desa banyak difokuskan kepada bantuan pandemi covid-19.
“Dalam dana desa ada sub bidang rutilahu dalam artian kami akan memprogramkan namun sebagaimana diketahui sejak dua tahun terakhir dilanda pandemi,” katanya.
Ia mengatakan, dana desa yang diterima prioritas utama dalam penanganan pandemi covid berupa bantuan tunai ke masyarakat.
“Kalau sudah pulih keadaan tentu secara bertahap penanganan akan ditempuh,” katanya.
Ia berharap dari pihak donatur dan warga yang mampu bisa memberikan dukungan penuh.
Ke depan, kepala desa akan memikirkan penghasilan untuk nenek Kokom dengan diberi lahan garapan dari hak guna pakai lahan pembangkit Jawa Bali (PLN).
“Dulu nenek Kokom pernah punya garapan lahan, tapi karena sibuk mengurus anaknya yang sakit lahan garapan itu diambil orang, rencana ke depan saya akan memikirkan kembali hal tersebut untuk nenek Kokom,” katanya. (Andri.S)