Ditengah Pandemi Usaha Kerupuk Kulit H.Oyo Tetap Bertahan

Ekonomi dan Bisnis Fokus Kab Tasik Sosial

KAB TASIK. FOKUSPRIANGAN.ID – Di situasi Pandemi Covid-19, sangat berpengaruh terhadap semua sektor perekonomian. Tak sedikit, usaha-usaha yang merosot bahkan bangkrut akibat kondisi itu.Usaha camilan kerupuk kulit sapi asli. yang mampu bertahan di kondisi Pandemi Covid-19.

Seperti halnya usaha Industri rumahan milik H.Oyo, yang dinamai Kerupuk Kulit HM, berlokasi di Kampung Ambaraya Desa Sukadana Kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat.

Dengan adanya pandemi covid ini sekarang sebagian warung ada yang tutup. Dan yang biasanya menyimpan kerupuk berkeliling dengan menggunakan motor, kini tidak lagi ngirim ke warung-warung.

” Omset juga sekarang menurun 40 persen bahkan hingga 50 persen. Namun, Ia bersyukur, tidak ada satupun pekerjanya yang di rumahkan. Sebab, melihat kondisinya, Oyo mengaku kasihan kepada mereka yang butuh pekerjaan dan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya”, ujar H.Oyo kepada fokuspriangan saat di temui ,Kamis (15/7/2021).

Oyo mengatakan, tidak menampik, jika Ia pun ikut terdampak dengan adanya wabah Virus Covid-19. Namun beruntung cepat beradaptasi dan tetap bisa bertahan. Sehingga tetap bisa produksi kerupuk di tengah masa pandemi ini.

“Alhamdulillah walaupun sekarang masih dalam masa pandemi Covid-19, usaha saya masih bisa berjalan dan mampu menyerap tenaga kerja dengan memberdayakan warga setempat,” katanya.

Sementara itu, kata Oyo, untuk bahan kulit sapi di dapat dari daerah Bandung, Garut juga dari Tasikmalaya. Untuk proses pembuatan kerupuk kulit sapi ini, kulit sapi yang masih segar di cuci, lalu di sasak, kemudian di rebus, bulunya di kerok sampai habis, lalu di rebus lagi agar matang.

Selanjutnya kulit sapi di gantung dan dikeringkan, lalu di iris-iris, kemudian di jemur seharian, setelahnya di lapu agar berkembang, lalu digoreng, di campur bumbu penyedap dan selanjutnya di masukan ke dalam plastik. Semua proses, di lakukan secara manual dan tidak menggunakan mesin atau tidak menggunakan bahan pengawet.

“Setelah proses itu selesai, lalu kerupuk kulit itu di kemas lagi. Saya memberdayakan kaum ibu-ibu untuk mengemas kerupuk kulit, untuk di masukan ke dalam plastik dengan berbagai macam ukuran, sebelum di jual ke berbagai daerah,” kata dia.

Oyo menyebutkan, untuk harga kerupuk kulit itu dijual sebesar Rp 100.000,00 per kilogram. Namun, yang dikemas itu ada yang harganya Rp 1.000,00, Rp 2.000,00, Rp 5.000,00, ada yang Rp 25.000,00, dan ada juga yang setengah kilogram itu dijual sebesar Rp 50.000,00.

Dari 8 kuintal kulit sapi itu, setelah di produksi menjadi kerupuk kulit, bisa menjadi 1,5 hingga 2 kuintal kerupuk. Omset yang didapatkan setiap harinya, bisa mencapai Rp 20.000.000,00 sampai Rp 25.000.000,00.

“Selain bisa dipesan atau datang langsung, penjualan kerupuk kulit ini juga sudah masuk ke daerah lain di luar Tasikmalaya. Yakni sampai ke daerah Bogor, Bandung, Kebumen, Semarang, Pangandaran, Ciamis, Indramayu, Brebes hingga ke Jatiwangi,” ucapnya. (Anton)