KAB. CIANJUR. FOKUSPRIANGAN.ID – Komandan Sektor 12 Citarum Harum Kolonel ARH Syarif Hidayatullah melakukan inspeksi mendadak ke lima titik pembangunan IPAL komunal di wilayah Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur, Rabu (16/6/2021).
Syarif mendapat kejanggalan di wilayah Kampung Rawasari, Desa Gunungsari, Kecamatan Ciranjang.
Posisi Ipal Komunal yang anggarannya bersumber dari APBN dengan total nilai satu titik Rp 500 juta tersebut berada di kawasan sawah warga dan menyeberang saluran irigasi.
“Ini nanti mau dibuang kemana, bagaimana kalau pemilik sawah dan warga komplain, harus dipikirkan jauh ke depan,” ujar Syarif saat mempertanyakan lokasi pembangunan Ipal Komunal di lokasi tersebut.
Syarif mengatakan, warga yang memanfaatkan Ipal Komunal juga berada di atas dan di seberang saluran irigasi.
“Ini harus ada pembangunan tambahan melewati irigasi, kalau dibuang ke atas irigasi juga harus ada penyedotnya,” ujar Syarif.
Syarif mengatakan, empat titik lainnya masih dalam tahap pembangunan tapi bisa menjelaskan pembuangannya dan menjamin tak ada keluhan warga di kemudian hari.
“Ini program pemerintah untuk mengembalikan kualitas air sungai di Indonesia agar lebih baik lagi, jangan sampai program baik ini namun tak digunakan dengan baik,” katanya.
Kelompok Swadaya Masyarakay Mekar Sauyunan, Suryana, mengatakan bahwa itu adalah permasalahan teknik, pihaknya sudah menghadirkan bagian teknik untuk menjelaskan kepada Satgas Citarum Harum.
Tenaga Fasilitator Lapangan Yudhi Firmansyah mengatakan, kronologisnya sampai dipilih tempat di bawah seberang irigasi karena lahan tersebut yang siap.
“Ada dua titik yang pertama di RW 03 ternyata tidak siap lalu ke RW 02 yang sudah siap mengenai tanah hibah tersebut,” katanya.
Ia mengatakan, di tempat kedua tersebut sudah memenuhi persyaratan dan kontribusi awal pemenuhan administrasi sudah terbentuk kelompok pemeliharaan.
“Mengenai permasalahan yang dipertanyakan mengenai lokasi karena lahan yang tersedia hanya di sana, mengenai pembuangan nanti akan dipakai pipa ke ujung persawahan tidak balik lagi ke saluran irigasi, warga tak keberatan,” katanya.
Ia mengatakan, mengenai kekhawatiran ada kebocoran limbah, minggu kemarin sudah dilakukan tes uji kebocoran sehingga pada saat penutupan dak tak ada yang bocor.
“Untuk masalah efek bau akan ada uji laboratorium kadar air sudah tak tercemar yang menjadi pegangan kami dan masyarakat di sana nanti,” katanya.
Ia mengatakan, warga sebagai pemanfaat yang berada di bagian atas nanti tanah akan digali melewati saluran air dengan desain teknis tak merubah posisi irigasi dan jalan.
“Tak ada masalah hanya kekhawatiran saja,” ujarnya. (Andri.S)