KAB.TASIK, FOKUSPRIANGAN.ID – Seperti yang telah diberitakan oleh fokuspriangan.id pada hari Kamis 20 Mei yang lalu, dimana pada tanggal tersebut telah dilaksanakan audiensi antara Koalisi Kawal Wahana Lingkungan (Kawali) Indonesia Lestari Ciamis Raya dengan pihak Perhutani, dimana hasil audiensi tersebut pihak Kawali meminta kepada pihak Perhutani untuk dapat bersama-sama meninjau lokasi penambangan emas rakyat yang berada di Karangjaya, tepatnya di kawasan perhutani BKPH Tasikmalaya yang mana sampai saat ini masih tetap beroperasi.
Oleh karenanya, di hari Kamis (3/6/21) Kawali bersama pihak Muspika Karangjaya dan Cineam dan instansi terkait lainnya diantaranya Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya mendatangi ke lokasi penambangan tersebut untuk melakukan analisa kajian lapangan.
Lokasi tambang emas rakyat itu ada di beberapa titik di dalam kawasan hutan KPH Perhutani RPH Cineam tepatnya di blok 27 Kecamatan Karangjaya Kabupaten Tasikmalaya
Salah seorang perwakilan dari Kawali Dwi Narto Rasyid menuturkan pihaknya begitu melihat secara langsung ke lokasi penambangan mengakui memang ada penambangan,pihaknya merasa miris. Karena terlihat para penambang tidak memperhatikan faktor keselamatan sehingga sangat berbahaya untuk masyarakat sekitar dan penambangan itu sendiri.
Kunjungan kami kesini sebagai bentuk rasa sangat prihatin. Kami pun pada kesempatan ini selain faktor keselamatan bagi para penambang, faktor kelestarian alam pun kami soroti. Karena akibat penambangan ini kelestarian alam oun dapat rusak bila proses dalam menjalankan penambangan tidak sesuai dengan prisedur.
“Selain itu, apa yang kita harapkan dan usulkan untuk moratarium serta rehabilitasi itu bisa di lakukan. Saat kami survey kelapangan di satu titik dari beberapa titik yang dituju, kita harus tau dampak dari kegiatan ini bukan hanya disini, tetapi kandungan kimia dari kegiatan tersebut kita tidak kontrol kemana aliran tersebut dan yang kedua, ada beberapa lubang yang di dalam nya itu sampai mana, karena disini itu rawan bencana,” tandasnya. (H Amir)