SUKABUMI.FOKUSPRIANGAN.ID – Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Yudha Sukmagara mengaku prihatin dan kaget terkait pengeroyokan berujung tewasnya pelajar di Kecamatan Cibadak.
Begitu mendapat informasi itu, Yudha mengaku langsung menghubungi Kapolres Sukabumi AKBP Lukman Syarif untuk mengetahui detil peristiwa tersebut. Ia berharap, ada sikap cepat yang harus dilakukan terutama oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi. “Sangat prihatin, kaget, syok sampai terjadi penganiayaan yang mengakibatkan korbannya meninggal dunia dan ini melibatkan pelajar. Saya sudah koordinasi dengan pak Kapolres, empat pelaku sudah diamankan. Saya rasa ini harus jadi suatu perhatian khusus. Kami kecewa, geram ini bisa terjadi pada anak-anak bangsa kita,” kata Yudha kepada wartawan, Jumat (16/4/21).
Yudha berharap adanya pendekatan, dari Dinas Pendidikan termasuk cara khusus agar kejadian itu tidak terus berulang. Meskipun begitu Yudha juga mengatakan bahwa persoalan itu bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tapi semua unsur termasuk DPRD Kabupaten Sukabumi.
“Kekerasan oleh pelajar, perlu adanya sebuah pendekatan lebih banyak dari Dinas Pendidikan perlu adanya sebuah cara khusus untuk anak anak kita. Misalkan diberikan pemahaman-pemahaman agar tidak melakukan tindak kekerasan. Ini tugas berat, DPRD, Pemkab Sukabumi juga dan ini adalah tugas bersama,” ujar Yudha.
Menurut Yudha, kita harus menjaga mengawal dan mengayomi generasi penerus ini jangan sampai menjadi generasi yang mengarah kepada anarkisme, apa-apa perlu kekerasan. “Perlu ada sebuah konsep, misalkan Dinas Pendidikan harus menerapkan sebuah sistem agar anak-anak ini mau menerima masukan dari gurunya,” ujarnya.
Terpisah, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi Agus Zen Nurahray mendesak dinas pendidikan yang berwenang menangani SMA/SMK untuk memberi sanksi tegas kepada sekolah yang anak didiknya kerap terlibat tawuran. “Saya minta Dinas pendidikan yang menangani sekolah tingkat atas untuk memberi sanksi tegas kepada sekolah yang muridnya terlibat kasus pembunuhan. Kalau bisa cabut izin operasional sekolahnya,” ujar Agus.
Dijelaskannya, sekolah sebagai basis pendidikan harus bisa melahirkan generasi yang beradab, membuat lingkungan yang bermoral dan beretika, hormat kepada orang tua dan guru, sayang terhadap adik-adiknya dan bisa hidup dengan sesamanya di lingkungan masyarakat dengan damai dan tentram. “Jika tidak, berarti ada masalah dengan pendidikan di sekolah tersebut. Maka layak untuk ditutup,” tandasnya. (Rusdi)