Bayi 4 Bulan Mengidap Penyakit Hidrosefalus, Orang Tua Berharap Ada Donatur Membatu Pengobatannya

Fokus Cianjur Sosial

Reporter: Aris Iskandar S.Pd

KAB.CIANJUR. FOKUSPRIANGAN.ID – Nasib malang di alami bayi berusia 4 bulan yang mengidap penyakit Hidrosefalus atau penumpukan cairan pada otak, penyakit tersebut baru diketahui orang tuanya pada saat bayi tersebut berusia 2 (dua) minggu.

Saat itu orang tua bayi mulai merasakan kehawatir dan memeriksakan anaknya kepuskesmas, namun dokter yang menagani bayi tersebut, menganjurkan agar di rujuk ke RSUD Sayang untuk mengetahui diagnosa penyakit yang di alami bayi dari pasangan Anjar dan Susanti itu.

Warga Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur itupun berupaya keras agar buah hati mereka dapat sembuh dari penyakitnya. MAA pun akhirnya menjalani oprasi, namun setiap minggu harus menjalani cek’up ( Pengontrolan ) ke Rumah sakit Rsud sayang Cianjur. Pemeriksaan rutin itu dilakukan agar mengetahui perkembangan perubahan penyakitnya setelah menjalani Oprasi.

Devi Susanti ibu bayi malang yang kesehariannya hanya sebagai ibu rumah tangga itu, menjelaskan, bahwa pertamakali berobat menggunakan BPJS Prabayar dan pemeriksaan dari hari kamis pertama dilanjutkan selasa dibulan Januari 2021. “Ucapnya Jumat (29/01/21).

Di Rumah sakit telah dilakukan penyedotan cairan dalam otak, namun kami terbatas biaya, meskipun tidak dipungkiri kami pernah menerima bantuan dari Pemdes Bobojong 750 ribu (tujuh ratus lima puluh ribu ) rupiah namum belum cukup untuk membayar tiap kali berobat setiap minggunya.

“Pertama kali berobat hari kamis menggunakan BPJS prabayar dan pemeriksan lagi hari selasa di bulan Januari 2021 di Rumah Sakit telah dilakukan penyedotan cairan di dalam otak, bantuan dari desa 750 ribu belum cukup untuk tiap kali berobat setiap minggunya,” ujar Susanti yang sehari-hari berprofesi sebagai ibu rumah tangga.

Sedangkan Anjar, Ayah dari Bayi laki-laki yang masih berusia 4 ( empat ) bulan, dengan nama M A A, Anjar beserta Istrinya Devi Susanti bagaikan menemui jalan buntu.

Betapa tidak, Keduanya kini sudah tidak lagi memiliki biaya untuk perawatan anaknya, sedangkan Kondisi anaknya saat ini sangat memprihatinkan dan harus segera dilakukan penanganan secara serius oleh tim medis.

“Kami sangat berharap uluran tangan dari pemerintah dan para dermawan lainnya. Kami ingin Anak saya bisa sembuh dan tumbuh sehat sepeurti anak-anak lainnya, kini kami seperti mènghadapi jalan buntu, karena suami saya hanya bekerja serabutan sedangkan anak saya
Harus segera di obati, ”ucap Devi Susanti.