Reporter: Anton
KAB TASIK. FOKUSPRIANGAN.ID – Pengabdian masyarakat menjadi salah satu poin dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam implementasiannya masyarakat menjadi unsur utama baik masyarakat umum, atau dalam kumpulan-kumpulan tertentu.
Sama halnya dengan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh Dosen Dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi, menggelar sosialisasi konservasi lahan hulu Sungai Cipatani Das Citanduy untuk mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat di Desa Nanggewer Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, dengan tema “Ketahanan Pangan “, Sabtu- minggu 19-20 september 2020 lalu.
Dalam palaksanan di laksanakan oleh tim Sebagai Ketua Dr. Siti Fadjarajani, MT. (Ketua Prodi Pendidikan Geografi Pascasarjana Unsil), dan Anggota Erwin Hilman Hakim, M.Pd., Darwis Darmawan, M. Pd., Eli Satiyasih Rosali, M. Pd. Dan bersama dengan Mitra / stekeholder Komunitas Srikandi Sungai Indonesia (SSI) , Pemerintah Desa Nanggewer, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua Tim Dr. Siti Fadjarajani, MT. (Ketua Prodi Pendidikan Geografi Pascasarjana Unsil), mengatakan pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka Konservasi lahan hulu Sungai Cipatani Das Citanduy untuk mendukung ketahanan pangan bagi masyarakat di Desa Nanggewer Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya, dalam pengabdian kemasyarakat untuk ketahana pangan.”Kata Siti Fadjarajani, Selasa (20/10).
Masih menurut Siti Fadjarajani sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah disekitarnya dan menjadi tempat untuk mengalirkan air tawar yang menuju ke laut, danau, rawa atau sengai yang lain. Sungai adalah aliran air yang besar dan memanjang yang mengalir secara terus menerus dari hulu( sumber) menuju hilir ( muara). Umumnya setiap aliran sungai dibagi menjadi tiga bagian yaitu: bagian hulu, bagian tengah dan hilir.
” Pentingnya sungai, merupakan salah satu sumber daya alam yang bisa menopang fungsi kehidupan semua makhluk hidup. Saah satu hal penting adalah ketersediaan air yang mampu menarik semua organisme untuk hidup tidak jauh darinya. Adapun Fungsi sungai, seiring pertumbuhan penduduk yang terus meningkat keberdaan sungi menjadi terusik, manusia secara sengaja maupun tidak telah mengganggu fungsi sungai sebagai penopang kehidupan, berdasarkan laporan kongres Sungai Indonesia tahun 2015 menyebutkan bahwa saat ini 52 strategi di Indonesia dalam keadaan tercemar, 80% kondisi sungai dalam keadaan rusak.
Dengan prilaku masyarakat sebagian besar masyarakat memanfaatkan sungai untuk irigasi guna memenuhi kebutuhan air untuk lahan pertanian. Selain itu juga dipergunakan untuk kebutuhan domestik seperti mck. Dan masyarakat tidak segan membuang sampah kesungai sehingga sungai menjadi tercemar. Perilaku masyarakat tersebut tidak terlepas dari pemahaman masyarakat yang kurang baik tentang pentingnya menjaga kelestarian sungai.”Ucapnya.
Lanjut Siti Fadjarajani apalagi di masa pandemi Covid 19, banyak masyarakat yang kehilangan sumber mata pencaharian sehingga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup terutama pangan. Perlu kiranya masyarakat di berikan pemahaman mengenai pentingnya menjaga atau malakukan koservasi terhadap sungai, karena keberadaan sungai tersebut secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat.
Terakhir Siti Fadjarajani mengatakan
manfaat kegiatan pengabdian ini melihat akar permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil observasi terhadap masyarakat yang berada di sekitar daerah Cipatani dan DAS Citanduy bahwa cara pandang dan perlakuan masyarakat terhadap sungai masih belum berdasarkan pengetahuan yang cukup, mensinergikan antara pemerintah Desa Nanggewer, masyarakat dan Aktivis pecinta lingkungan yaitu Srikandi Sungai Indonesia ( SSI ).”Pungkasnya.