Memahami RUU Haluan Ideologi Pancasila

Fokus Jakarta Sosial

Oleh: Syifa Fauzia, M.Arts –
Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim
Reporter: Nur Azizah

JAKARTA.FOKUSPRIANGAN.ID – Sebagai generasi yang lahir di tahun 80-an, pemikiran saya terhadap PKI tentunya terisi dengan segala kekejaman nya tergambarkan dalam Film G30SPKI yang dibuat oleh Arifin C Noer. Namun sekitar 5-7 tahun belakangan, mulai berhembus berbagai wacana, diskusi, statement dan dugaan bahwa saat ini mulai ada konsolidasi bangkitnya kembali PKI di negara kita. Satu persatu pemikiran ideologi komunis mulai didengungkan banyak orang, tanpa segan, dan sedihnya tanpa ada pelarangan ataupun perdebatan berarti.

Sebagai bagian dari organisasi Islam, meskipun saya hanya mendengar dari cerita orangtua, ataupun membaca dari beberapa literatur dan mengikuti diskusi, tentunya saya tahu bahwa ideologi PKI adalah ancaman tidak hanya ummat Islam, namun bangsa kita. Bahkan di tahun tahun PKI bangkit, para Kyai dan Ulama adalah juga target dari keberingasan PKI. Ini yang kita sebagai ummat Islam tidak boleh lupa.

Munculnya dan juga kisruhnya RUU HIP sekarang ini, tentunya harus menjadi kewaspadaan kita bersama. PKI memang dilarang di Indonesia, namun ideologi komunisme nya bisa jadi masih atau mulai muncul berada di tengah tengah masyarakat. Sebagai organisasi Islam, BKMT haruslah memahami aspek dan faktor apa saja yang terangkum dalam RUU HIP ini yang harus digaris bawahi dan difahami sehingga dapat kita waspadai gerak langkah RUU ini.

PKI ataupun apapun namanya sekarang, bermanifest dengan mencoba ‘playing victim’ atau ‘korban’. Apalagi dengan tidak adanya lagi pemutaran Film, penghapusan di buku sejarah pelajar kita, ataupun ‘kecuekan’ generasi muda membahas ini, saya khawatir, kita ataupun generasi muda akan dengan mudah tergoda dengan ideologi komunis.

BKMT adalah organisasi majelis taklim, yang dakwah adalah roda dan ruh perjuangan nya, tentunya harus mulai memahami RUU HIP lebih dalam, dan bagaimana menangkalnya dengan cara BKMT sendiri. Mari coba buka wawasan, membaca kembali sejarah, diskusi, atau tanggapan dan berita yang muncul di media masa untuk memperkaya pemikiran kita. Para Ustadzah, aktivis, pengurus, anggota BKMT harus ikut serta bersama ormas lainnya berfikir cara terbaik untuk dapat mentransfer pemahaman ke masyarakat, sehingga masyarakat pun waspada dan dapat menangkis keberadaannya.

Marilah kita berdoa agar negara kita, bangsa kita dan seluruh rakyat Indonesia, dapat terhindar dari paham paham ideologis yang ingin memecah belah, dan menggerus keteguhan Iman dan Islam kita.