Khawatir Data Penerima Bansos Penanganan COVID-19 di Copi Paste, DPC Manggala Garuda Putih Akan Kawal

Fokus Kab Ciamis Sosial

FOKUS KAB CIAMIS (Fp) – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memproyeksikan pembagian bantuan bagi masyarakat yang terkena dampak pandemi Covid-19 di Jawa Barat berlangsung pada pertengahan April 2020 mendatang.

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat mengalokasikan dana Rp 3,2 triliun untuk jaring pengaman sosial bagi mereka yang terancam miskin akibat pemberlakukan jaga jarak saat pandemi COVID-19 ini

Ketua Organisasi Masyarakat (ORMAS) Manggala Garuda Putih DPC Kabupaten Ciamis Egi Sudrajat menyatakan sikap Bahwasanya dirinya beserta anggotanya dari mulai jajaran pengurus hingga ke tingkat PAC ditiap Kecamatan akan bergerak bersama mengawal proyeksi pembagian bantuan tersebut.

Khawatir dalam hal pendataan para penerima bansos tidak tepat sasaran, dirinya akan mengintruksikan kepada seluruh anggotanya untuk memantau data-data penerima itu dan akan melaporkan apabila ditemukan ketidak adilan.

“Sesuai dengan Himbauan Bapak Bupati Ciamis dan Dinas Sosial, yang dibantu jaring pengaman sosial adalah yang benar-benar saat ini membutuhkan, jangan sampai salah sasaran, pendataan data yang baru harus dilakukan, jangan memakai data dari yang sudah ada atau copi paste,” kata egi ketika ditemui disekretariat Manggala Garuda Putih Jum’at (10/4/2020).

Menurut dia, masyarakat yang berada pada kelompok ekonomi terbawahlah yang harus mendapat bantuan, apalagi menurutnya di Kabupaten Ciamis taraf kemiskinan presentasinya masih tinggi.

“Pendataan golongan B sedang dilakukan oleh RT, RW. Insya Allah mudah-mudahan lancar, pertengahan April sudah bisa didistribusikan. Jika yang merasa berhak namun terlewat pendataan, sebaiknya dilakukan revisi data di gelombang berikutnya,” tutur Egi.

Egi menegaskan, dirinya sangat bersimpati dengan keadaan yang sangat memprihatinkan ini. Untuk itu, dirinya akan totalitas mengawal program bansos tersebut dari mulai pendataan hingga ke pendistribusian.

“Pengemudi ojek, sopir angkot, pedagang asongan, dan kalangan menengah kebawah lain itulah yang harus memang diprioritaskan, untuk itu kepada para pengemban amanah untuk mendata masyarakat penerima, jangan sampai salah sasaran, dan jangan copi paste dari data yang sudah ada,” tandasnya.

Jurnalis : Gian