FOKUS JAKARTA. (Fp) – Masjid Sunda Kepala Menteng Jakarta menjadi saksi aksi heroik Saddam Aljihhad yang mundur sebagai Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dalam pidato yang beredar di media sosial (medsos) baik instagram, facebook dan whatsapp Saddam dengan penuh kerelaan menyerahkan tampuk kepemimpinan sebagai Ketum PB HMI Kepada Pejabat Ketum PB HMI Arya Kharisma Hardy, Jumat (13/3/20) petang.
Momentum tersebut menjadi cacatan sejarah yang disaksikan puluhan senior dan ratusan pengurus serta kader HMI. Bahkan bisa jadi karena live medsos disaksikan ratusan ribu kader HMI. Dengan berakhirnya Saddam memegang tampuk kekuasaan sebagai orang nomer satu di PB HMI, maka berakhir dan runtuh pula semua atribut struktural yang melekat termasuk Badko dan Cabang yang pernah lantik dan diberikan Surat Keputusan (SK) oleh Sadam.
Diketahui jika PB HMI sebelumnya mengalami dualisme yaitu versi Saddam dan Arya. Kedua tetap eksis menjalankan program masing-masing. Namun menjelang Kongres HMI ke-31 yang rencananya di gelar di Surabaya, Saddam lebih memilih mundur. Pengunduran dirinya itu ditengarai karena desakan senior yang menginginkan HMI bersatu saat kongres. Dimana dikabarkan pengunduran dirinya ada sejumlah pertemuan yang dilakukan oleh para senior HMI sekelas Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Presidium Majelis Nasional (MN) Korps Alumni HMI dan mantan ketum-ketum PB HMI periode sebelumnya.
Bagaimana lalu kabar HMI Cabang Cilegon di bawah hirarkis Saddam yang di komandoi oleh Rikil Amri.? Seharusnya secara logika dan kajian konstitusi Rikil pun harus mundur dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada Syahrido. Namun, jika Rikil haus kekuasaan, maka tak ayal pasti tidak akan mau menanggung malu untuk mundur.
Bagaimana bila hal tersebut terjadi,? Satu hal yang harus dilakukan Pengurus HMI Cabang Cilegon dibawah kepemimpinan Syahrido Alexander (garis bawah tebal di SK-kan Arya Kharisma) harus memberikan ampunan dengan membiarkan Rikil deklarasi pengunduran diri. Jika tidak maka pilihan terakhir ialah memecat secara tidak hormat.
Termasuk, komisariat yang mendukung juga harus tunduk dan patuh untuk mengakui Syahrido, Bahkan juga Kohati dan BPL Cabang. Jika tidak maka pasal pemecatan tentu menjadi ancaman terberat bagi kader-kader yang membelot terhadap ketentuan konstitusi HMI.
Sekretaris Umum HMI Cabang Cilegon, Fauzul Imam Syafei menjelaskan, ada dua pilihan yang akan ditawarkan, pertama mundur dan membubarkan diri atau kedua dipecat secara tidak hormat dan tetap bubar.
“Kan sekarang yang sah itu Arya dan kami ini sah karena Sk Arya. Sekarang sudah mundur (Saddam) yah harus mundur juga (Rikil). Jika tidak maka kami pecat sebagai kader HMI,” imbuhnya.
Sejarah pemecatan kader bukan hanya pertama kalinya dilakukan HMI Cabang Cilegon. Sebelumnya HMI Cabang Cilegon dibawah kepemimpinan Ali Sobri juga sudah melakukan pemecatan kepada dua kader, pertama Junanda yang mengaku ketua umum yang bubar tidak jelas dan tidak pernah dilantik dan juga Asmui yang mengaku ketua umum komisariat STIT Al Khairyah.
“Dulu juga pernah dipecat ketua umum versi yang tidak jelas. Kami akan tegas soal ini,” imbuhnya.
Sebenarnya di pecat atau mundur sudah tidak ada gunanya lagi. Sebab, secara legitimasi sudah tidak berpengaruh terhadap HMI Cabang Cilegon. Hal itu disampaikan juga Presidium Majelis Daerah Korps Alumni HMI (Kahmi) Kota Cilegon Dadan Ardiansyah, katena bisa jadi menghabiskan energi bagi kader-kader yang fokus membangun HMI secara perkaderan. Tapi tentunya pertimbangan konstitusi juga harus dikedepankan guna menjaga marwah organisasi, sehingga putusan harus secara tegas terucap dari mulut Rikil untuk mundur jika masih menghargai perkaderan dan konstitusi.
“Sisi baiknya HMI Cilegon itu sudah satu di bawah kepemimpinan Syahrido. Kalau masih ada maka itu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) atau intitusi lainnya yang bernama HMI juga. Kalau secara hirarkis ini sudah jelas,” ungkapnya.
Menurut Dadan, sedari awal pengakuan Kahmi jelas kepada Syahrido. Hal itu didasari sikap presidium Majelis Nasional (MN) Kahmi yang juga hanya mengakui Arya.
“Dari awal Kahmi Cilegon tegas Syahrido yang sah. Sekarang juga jelas jika Syahrido karena PB HMI itu Arya. Bahkan Saddam sudah mundur,” pungkasnya.
Jurnalis : Aan.SGT