Inilah, Sosok Elsa Heimbach Petani Cabai Yang Sukses Asal Desa Balgede Kab.Cianjur

FOKUS CIANJUR. (Fp) – Wanita hebat dari Naringgul seorang petani cabai yang mendapatkan julukan Srikandi Hortikultura, Tak lain iyalah Neng Elsa Heimbach berusia (40) yang akrab di panggil Bunda Elsa salah seorang wanita hebat dan berkarir asal Desa Balgede, Kecamatan Naringgul, Cianjur Selatan,Jawa barat, yang Sukes jadi petani Cabai serta pernah mendapat julukan Srikandinya Hortikultura dari kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan-RI) pada tahun 2018. Sosok bunda Elsa patut di acungi jempol dan dicontoh oleh wanita lainya sebab bisa mengangkat nama baik kaum wanita, dengan kegigihannya menjadi seorang Petani Cabai dirinya bisa membiyayai Putrinya hingga duduk di bangku kuliah dari hasil budidaya bertanam Cabai. awal mula bunda Elsa tertarik menjadi seorang petani Cabai berawal dirinya sepulang dari Luar Negeri dari Negara Belanda kala itu Bunda Elsa berada di Negeri Belanda hampir selama 7 tahun lamanya dan mendapatkan ilmu car bercocok budidaya tanaman Cabai.

Saat di wawancara ekslusif dengan Awak Media di kediamannya, Bunda Elsa menjelaskan tujuan dirinya terjun kedunia pertanian tiada lain ingin menrubah image petani Indonesia dimana petani kita sudah tua dan perofesi ini kurang diminati oleh generasi muda maka dari itu Elsa terjun ke duania pertanian dan rela meninggalkan dunia kontraktor demi kecintaan nya di dunia pertanian,”ucapnya Minggu (16/02/20).

” Hampir selama 12 tahun menjadi petani Cabai dengan luas garapan tanah hampir 5 hektar dengan mengandalkan modal seadanya Alhamdulilah hinga saat ini masih berjalan dengan lancar. Dengan ketekunan yang tinggi dunia pertanian bisa dijadikan profesi yang menjanjikan, tentu saja harus bermental baja dan tidak boleh menyerah adapun jenis cabai yang ditanam saya lebih memilih cabai besar hibrida atau lebih dikenal dengan sebutan cabai keriting dan saat ini lagi mengembangkan cabai varietas lokal yaitu Cabai gendot untuk penjualanya sendiri kami jual ke pasar induk bandung ada juga sebagian ke restoran restoran yang ada dibandung,”katanya.

Elsa menjelaskan, Tanaman Cabai sendiri bisa dipanen dengan usia tanaman 3 bulan dengan interval setiap mingu sampai cabai habis.

” Kenapa saya mengeluti bertani Cabai menurut saya bertani Cabai itu tantangannya luar biasa dan lebih menjanjikan. Disaat musim kemarau kekurangan Air disaat musim hujan kelebihan Air yang mana tanah jadi sangat masam sehingga tanaman terkena penyakit, maka dari itu saya selalu merawat tanaman cabai saya degan intensif,” Jelasnya.

Masih menurut Elsa, Mendapat julukan srikandi Holtikultura dari Kementrian Pertanian Republik Indonesia (Kementan-RI) bagi saya suatu Anugerah dan motivasi untuk menambah semangat dan menambah pengalaman serta bisa terus lebih eksis lagi memberikan wawasan luas kepada para petani Cabai lainya.

” Suka duka menjadi seorang petani Cabai jelas ada, Kalau sukanya disaat harga Cabai mahal kita bisa menabung bisa bayar pekerja dan juga bisa untuk modal berikutnya, kalau dukanya disaat panen raya harga cabai anjlok/murah dipasaraan tentunya kita sedih dan biasanya pemerintah itu diam diam saja disaat harga cabai murah, tapi anehnya saat harga cabai mahal ada operasi pasar ada apalah atau mungkin yang punya import,” Tambahnya.

Elsa berharap kepada pihak pemerintah untuk lebih pedul terhadap para petani Cabai disaat harga cabai murah harus ada solusinya supaya para petani Cabai tidak bangkrut dan tidak banyak hutang, karena petnai cabai juga sama ingin sejahtera seperti perofesi usaha yang lainya.

” Pesan kami kepada para petani cabai jangan bosen bosen untuk terus belajar dan belajar bagimana cara merawat bertanam cabai yang baik supaya bisa menghasilkan kwalitas cabai yang bagus dan bisa bersaing dipasaran dengan cabai prodak luar. Adapun Untuk mengakses informasi tata cara bertanam cabai dengan benar Sekarang mudah untuk mengakses informasi baik lewat media, internet atau bisa langsung belajar ke petani cabai yang sudah maju karena tidak ada istilah master didunia dalam budidaya tanaman Cabai ,” Pungkasnya.

Jurnalis : Tomi