FOKUS KAB TASIK. (Fp) – Puluhan warga yang berasal dari perangkat pemerintahan, Kader Pos yandu tokoh masyarakat mengikuti Sosialisasi pencegahan Stunting yang digelar Pemdes Jati jaya kec Gunungtanjung Kab Tasikmalaya, Kamis (16/01/20).
Dalam sosialisasi yang dilaksanakan di aula pertemuan kantor desa Tersebut, para peserta diberikan sejumlah pemahaman tentang Stunting sekaligus pencegahan dan penanganan yang disampaikan Tim Kec Gunung tanjung dan petugas kesehatan pada bagian gizi asal Puskesmas Gunungtanjung.
Hj.Reima Racmayani. STR Keb., didampingi Pipit Parlina SKM, dan H.Uwen Suwendi, sebagai Narasumber, selain Narasumber hadir pula kades Jatijaya Ruswandi Bhabinsa,Pendamping desa,dan sejumlah pengurus lembaga desa setempat.
Kades Jatijaya Ruswandi, usai membuka sosialisasi Stunting menjelaskan, program ini dari program dana desa tahun anggaran 2019, mafaatnya melalui peningkatan kapasitas kader posyandu, pendamping, ibu hamil, balita dan bantuan alat alat posyandu, selain menjalankan kewajiban mengajak masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan Stunting (gagal tumbuh pada bayi bawah lima tahun akibat kekurangan gizi) acara sosialisasi merupa kan acara moral untuk mengajak seluruh masyarakat Desa Jatijaya dalam penanganan “stunting” sekaligus mengajak warga berperan aktif berbudaya hidup sehat dan bersih.
“Kami harapkan dengan penyelenggaraan sosialisasi Stunting ini dapat membekali Masyarakat terkait Stunting sekaligus menguatkan komitmen semua elemen dan warganya,”pungkas kades.
Sementara, Hj.Reima Racmayani. STR Keb, selaku narasumber,memaparkan, definisi Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi Kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya, kekurangan terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir,btetapi Stunting baru nampak setelah anak ber usia 3 tahun, informasi yang perlu diketahui oleh orangtua, seribu hari pertama kehidupan ‘HPK’ di mulai sejak janin berada dimulai kandungan 270 hari hingga anak berusia 2 tahun (730 hari),”katanya.
Reima menambahkan, intervensi gizi sensitif, yaitu air bersih, sanitasi, Fortifikasi, ketahanan pangan akses kepada layanan kesehatan dan KB, JKN, Jampersal, Jamsos lain, pendidikan pola asuh, pendidikan gizi masyarakat dan edukasi kesehatan seksual serta Reproduksi serta remaja dan program padat karya tunai”P2KT”.semua ini yaitu program Stunting perlu dibuat komitmen bersama, sehingga dalam pencegahan Stunting sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan yang bersifat urgen, untuk bersama sama memberikan pemahaman serta data dan informasi yang akurat tentang stunting,”pungkas Reima.
Jurnalis : Ade Joe